Selasa, 17 Februari 2015

Sekilas Hypnoparenting

Sejak memiliki buah hati, saya selalu berusaha mencari tahu tentang ilmu parenting, karena mendidik anak itu belum ada sekolahnya jadi sebisa mungkin saya terus upgrade ilmu dalam mendidik anak. Zaman berubah pola pengasuhan orangtua kita dulu dengan pengasuhan anak-anak kita sekarang tentu berbeda. Sekarang era digital, anak-anak kita sedikit banyak pasti terkena imbasnya, baik hal positif, maupun hal negatif, belum lagi pengaruh lingkungan di luar keluarga dan rumah kita, semua tergantung kita sebagai orangtua menjaga dan mendidiknya. 
Beruntung sekali di lingkungan tempat tinggal saya sudah beberapa kali mengadakan kegiatan seminar tentang ilmu parenting ini. Alhamdulillah saya selalu berusaha mengikuti seminar-seminar tersebut dengan tema yang berbeda tentunya. Namun kali ini saya akan mengulas seminar yang pertama dulu ya, nanti lain waktu saya akan ulas seminar yang lainnya, insya allah.
Seminar ini merupakan program dari PKK-Posyandu Mekar Arum 16, yang langsung mengundang ahli Hypnotheraphy yaitu Dea Sunarwan, ST, CHt, CI, NNLP. Seminar ini mengangkat tema 'Menaklukan Anak dengan Metode HYPNOPARENTING Menjadi Orang tua Bijak dengan Metode Terapan Kontemporer'.
Hypnoparenting dari segi bahasa terdiri dari dua kata yaitu hynpnosis dan parenting. Hypnosis adalah seni dan teknik komunikasi yang melibatkan sistem kerja otak untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar, sedangkan arti parenting adalah ilmu tentang mengasuh, mendidik dan membimbing anak dengan bijak, benar dan tepat. Jadi hypnoparenting itu adalah metode mendidik dan membimbing anak dengan teknik komunikasi terhadap pikiran bawah sadar anak.
Seorang anak bukanlah penurut yang handal, tapi ia adalah peniru yang ulung, maka kita sebagai orangtua harus berhati-hati dalam bersikap dan bertindak karena itu akan berpengaruh pada karakter anak kita.
Saya tidak pandai menjabarkan secara ilmiah bagaimana konsepnya, disini saya akan menceritakan sedikit apa yang saya tangkap dari seminar tersebut. Lansung saja ya, langkah hypnoparenting itu adalah pemberian sugesti, yaitu kalimat yang mampu membimbing pikiran, perasaan, dan prilaku menuju hal yang diharapkan. Caranya adalah:
  1. Positive (sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari)
  2. Repetisi (Pengulangan, setiap hari)
  3. Present tense (hindari kata akan, tapi kata sekarang)
  4. Pribadi
  5. Tambahkan sentuhan emosional dan imajinasi
  6. Progressive (bertahap), jika diperlukan
Waktu yang tepat menanamkan sugesti pada anak adalah saat menjelang tidur dan bangun tidur, dengan cara memberikan pesan mental dengan sentuhan/tindakan namun hindari kata-kata yang mengandung emosi negatif. Selain itu dengan cara mengagetkan anak dengan kata-kata bijak, seperti: suka minum susu, suka makan sayur, rajin belajar dan sebagainya.
Saat anak kita yang masih kecil sedang bersedih, buatlah kepalanya mendongak dan tepuk pantatnya secara lembut seirama detak jantung kita, insyaallah kesedihannya akan sirna.
Perlu kita ketahui anak dengan rentang usia 1-6 tahun sangat sugestif. Anak menerima dengan mentah ucapan orang tuanya, dengan kata lain informasi yang diterima langsung masuk ke pikiran bawah sadar anak.
Nilai-nilai yang kita ingin terapkan kepada anak tergantung dari pola kalimat yang disampaikan orangtuanya, karena pikiran anak tidak mengenal bahasa, tapi yang ia kenal adalah gambaran yang terbentuk dari pola tindakan dan ucapan orangtuanya.
Perhatikan kalimat berikut:
 "Anak Mama yang ganteng jangan MAIN AIR terus, nanti MASUK ANGIN"
apa yang terjadi? apa yang ditangkap anak?, iya benar yang terjadi anak masuk angin dan nilai yang ditangkap anak adalah:
MAIN AIR = MASUK ANGIN
Maka fokuslah pada hal yang diinginkan dan gunakan kalimat positif, seperti berikut:
"Anak Mama yang ganteng, MAIN AIR nya mau SELESAI SEKARANG, atau 5 MENIT LAGI?
 Seminar berakhir dengan dibagikannya sertifikat bagi peserta.
Demikianlah ulasan singkat saya tentang seminar hypnoparenting yang saya ikuti kali ini, mudah-mudahan bisa diambil ilmunya dan bisa diterapkan pada anak-anak kita.
alhamdulillah dapat sertifikatnya

Senin, 16 Februari 2015

Mommylicious Ya Pasti Delicious Bukunya

Setelah satu dekade tak bersua dan tak pernah bertatap muka dengan sesama teman semasa kuliah tak disangka bertemu lewat grup whatsapp. Banyak cerita bermula dari grup ini, tak hanya berbagi informasi tapi kian hari kami merasa semakin dekat satu sama lainnya melebihi saat masih berstatus mahasiswa, entahlah apa hanya perasaan saya saja atau juga dirasakan oleh teman-teman yang lainya.
Dan dari grup whatsapp ini pula saya baru mengetahui kalau teman saya Rina Susanti seorang penulis, "WOW" itulah kata yang spontan keluar dari mulut saya ketika mengetahui bahwa Rina akan melaunching sebuah buku bersama sahabatnya Arin yang juga seorang penulis. karena di lubuk hati saya yang terdalam saya juga ingin menjadi penulis. Menulis adalah hobi lama saya yang sempat terabaikan, kini mulai merekah kembali sejak berkomunikasi dengan Rina.
Tanpa pikir panjang saya langsung memesan buku baru Rina tersebut judulnya "Mommylicious" dari judulnya saja kita sudah bisa menebak-nebak isi nya ya, hehehe.
Dua hari berselang buku sampai di tangan saya, tanpa ba bi bu saya langsung hajar melahap buku tersebut sampai habis. Buku ini bercerita tentang suka duka menjadi Ibu dalam menjalani hari-hari bersama buah hati yang dikemas sederhana, ringan dan menarik seakan-akan kita sedang mebaca curhatan dua orang Ibu tentang keseharian mereka.
Hampir semua cerita dua Mama di buku ini, serasa membaca kehidupan sendiri, terutama cerita Mama Rina, mungkin karena latar belakang saya dengan Rina yang tak jauh berbeda selain usia dua buah hati saya sama dengan usia buah hati Rina, Azka seusia putri sulung saya sedangkan Khalif seusia juga dengan si bungsu saya. Seperti cerita Azka yang sering memberikan bunga buat Mama Rina, persis banget dengan si sulung saya yang jika pulang bermain dia akan membawakan setangkai bunga yang dia petik entah dari pinggir jalan atau tetangga. Cerita lainnya, ketika Azka menulis surat cinta buat Mama Rina atau Abi nya, kejadiannya juga kurang lebih sama dengan si sulung saya, setiap kali dia melakukan sesuatu yang saya tidak suka, dia akan memberikan kejutan kepada saya, seperti memberikan secarik kertas yang bertuliskan,
"bunda maafkan uni, uni sayang bunda", 
hati Ibu mana yang tidak akan luluh, marah pun reda dengan sendirinya.
Banyak lagi kejadian yang diceritakan di buku ini yang mungkin Ibu-Ibu di luar sana pun pernah mengalaminya, kalau saya ulas dan ceritakan semua tentu akan jadi sebuah buku pula nantinya karena kepanjangan, hehehe.
Jadi buat Ibu-Ibu, Bapak-Bapak, calon Ibu atau calon Bapak yang belum punya buku ini, buruan beli, hehehe Rin saya kecipratan royalti ya....

Mejeng dengan Buku Mommylicious


Jumat, 06 Februari 2015

Mandor Bangunan is My Side Job

Ternyata target postingan tulisan ke blog ini tak semudah yang diharapkan tadinya empat setiap minggu pada kenyataan baru bisa dua postingan, karena kesibukan yang semakin padat beberapa minggu ini. Selain urusan domestik rumah tangga dan produksi rendang, saya disibukkan jadi mandor bangunan.
Rumah kami memang belumlah rampung sejak direnovasi satu tahun yang lalu karena terkendala biaya yang mandeg ditengah jalan akibat tukang yang tidak profesional sehingga di sana sini harus dibongkar pasang.. Tentu saja tak sedikit biaya yang harus dikeluarkan karena bahan seperti semen, pasir dan keramik harus dibeli ulang pastinya over budget. Pembangunan terpaksa dengan berlapang dada berhenti sampai lantai satu saja dengan hanya satu kamar tidur yang bisa ditempati. 
Suatu hari ibu saya berkunjung ke rumah kami yang mengharuskan kamar di lantai dua harus ada yang sudah bisa ditempati. dengan sedikit memaksakan diri dan mengencangkan ikat pinggang yang memang sudah ketat menjadi diperketat lagi hingga membuat agak sesak bernafas dan perut terlihat rata, tak apalah biar terlihat langsingan, hehehehe. Akhirnya satu kamar lantai atas diirampungkan dalam empat hari dan siap ditempati Ibu saya, sementara ruangan yang lain ya masih begitu deh......
Selang satu tahun lebih dua bulan, pengerjaan rumah dilanjutkan kembali, kali ini setengah memaksakan karena setiap hujan rembesan airnya sampai ke kamar dan dapur, akibat tembok bagian luar belum diplester, situasi demikian membuat tidak nyaman sekali. Alhamdulillah kali ini rezekinya lagi ada ya pengerjaan dilanjutkan. Mudah-mudahan dana yang ada sampai lantai dua nyaman untuk ditempati dan anak-anak bisa punya kamar sendiri. Mereka sudah berkhayal punya kamar sendiri sampai membayangkan nanti interior kamarnya mau seperti apa, saya cuma bisa menyuruh mereka berdoa agar dana yang ada mencukupi untuk interior yang mereka bayangkan, karena sebenarnya saat ini dana sudah mulai menipis padahal baru sampai pemasangan plafond dimana kami memilih plafond gipsum yang ternyata relatif mahal dibanding jenis plafond lainnya.
Sampai di sini dulu ya, karena tugas sebagai mandor sudah memanggil.

Minggu, 01 Februari 2015

Telur Dadar Rendang

Sebagai juragan rendang,ehm ehm :) rendang selalu tersedia di rumah saya walaupun hanya sekedar bumbunya saja sisa produksi. Biasanya bumbu tersebut saya bagi-bagi sebagai sampel untuk tetangga, ibu-ibu pengajian atau yang sedang bertamu ke rumah. Walaupun sudah saya bagi-bagikan tetap saja ada yang bersisa di rumah. Tak jarang jika kehabisan ide dalam memasak bumbu rendang akan jadi pilihan sebagai campuran dalam memasak, ibaratnya sebagai penyedap lah, biasanya anak-anak saya akan lahap makannya jika saya buat telur dadar rendang.

bumbu rendang
Cara membuat telur dadar rendang sangatlah gampang, ambil satu sendok bumbu rendang tambahkan sedikit garam kemudian masukkan dua butir telur ayam, kocok sampai rata, panaskan wajan dengan sedikit minyak, masukkan telur dan bumbu rendang yang sudah dikocok rata tadi ke dalam wajan, masak sampai matang. Telur dadar rendang siap dihidangkan. 
Namun jika ingin lebih lengkap tambahkan ke dalam kocokan telur dan bumbu rendang di atas, tahu kuning atau putih satu yang berukuran sedang yang sudah dihancurkan, tambahkan sedikit wortel yang sudah diparut, aduk rata semua bahan dan siap digoreng.
Jangan ditanya rasanya maknyus banget, sayangnya belum sempat didokumentasikan, telur keburu habis disantap, insya allah lain waktu saya akan foto penampakan telur dadar rendang tahu wortel, halah panjang banget namanya.
Selamat mencoba.

Belajar Bersepeda di Rumah

Aka anak ke dua saya yang baru berumur 3 tahun Februari ini sedang senangnya belajar bersepeda, sampai-sampai sepedanya harus di masukan ke dalam rumah, padahal biasanya di simpan di garasi saja. Akibat sepeda yang dari luar di bawa ke dalam rumah lantai jadi penuh dengan pasir, tak jarang meninggalkan jejak lumpur karena sekarang lagi musim hujan. Tapi tak apalah biar Aka cepat lancar bersepadanya jadi dia bisa ikut bersepeda sendiri tanpa harus dibonceng Uni panggilan sayang kakaknya, karena tak jarang jika Uni capek membonceng Aka, sampai rela berlarian mengikuti Uni yang tiap sore bersepada keliling komplek, kasian ya. Saya suka sedih lihat Aka berlarian mengejar Uni bersepeda tak jarang Aka terjatuh sampai meninggalkan bekas luka di lututnya. Saya sudah sering menegur Uni agar selalu membonceng Aka, kalau capek berhenti dulu istirahat tapi Uni akan menjawab dengan berbagai alasan.
Berkat kegigihan Aka belajar sepeda, dan kesabaran saya untuk sebentar-sebentar membersihkan rumah dari bekas kotoran yang ditinggalkan sepeda Aka, hehehehe sekarang Aka sudah mulai bisa walaupun belum terlalu lancar setidaknya sekarang Aka tidak harus berlarian mengikuti Uni bersepeda tapi mengikuti pelan-pelan sambil menggoes sepedanya sendiri.