Jumat, 26 Desember 2014

Ibu Saya Kehabisan Ide

Sekarang tanggal berapa ya? wah agak telat ya nulis tentang Ibu, harap maklum kemaren sibuk nulis tentang ibu buat ikut lomba jadi blog sendiri harus sabar menunggu, apa  tadi lomba? ga salah denger nih?cie.....lomba? serius lo? hebat banget lo sekarang? ngga percaya banget sih, tepatnya lomba ke dua sih setelah lomba pertama ikut GA temen yang dengan sukses tak ada kabar berita, mau nanya malu juga, tapi pasti kalah kayaknya, kalau menang pasti udah dikabari kan.
Kebanyakan basa basi nih, ayo dong, katanya mau nulis tentang ibu. Saya bingung nih mau mulai ceritanya, saking banyaknya cerita tentang ibu. Ah alasan, bilang aja kehabisan ide, benerkan? hehehe. Bukan kehabisan ide sih, tapi terkuras habis untuk lomba kemaren sampai nangis bombai, dan berdarah-darah jadilah semua tenaga dan pikiran habis untuk lomba sampai-sampai di otak tak bersisa ide yang akan ditulis sekarang.
Ya sudahlah intinya, saya sayang ama, dan bahagia jadi bunda.
Sekian. Terima kasih.

Kamis, 25 Desember 2014

Religius Dikit

Saat hati tak menentu dan situasi yang tak mengenakkan, ada kabar baik yang diterima. Walau itu baru sekedar wacana tapi sudah membuat hati seidikit terhibur, Alhamdulillah ku bersukur. Hidup memang tak selalu berjalan lancar, adakala tersendat dan terseok tapi tetap terus berusaha berjalan untuk satu tujuan dan harapan. Tapi saya tak akan membahas hal di atas, ini hanya prolog yang saya belum punya ide untuk memberi benang merah pada cerita yang akan saya jabarkan, ya sudahlah.

Baiklah dari pada bingung, saya akan ulas sedikit ceramah Aa gym tadi pagi. Aa gym mengambil perumpamaan sebuah bangunan yang dirobohkan, saat membangun sebuah bangunan dana yang dihabiskan sekitar 400 juta dalam tempo 4-6 bulanan pengerjaannya, sedangkan ketika merobohkannya untuk suatu alasan, waktu yang diperlukan sangat singkat dibandingkan saat membangunnya, tidak sampai satu hari merobohkanya dengan biaya yang relatif murah 6 juta rupiah. Apa yang dapat kita ambil hikmah dari perumpamaan di atas?, Iya begitulah kehidupan yang sedang kita lakoni, kalau kita tak berhati-hati menjalani kehidupan ini, siap-siap saja mungkin itu bisa terjadi. 
Aa gym mengambil sebuah contoh lain, katakanlah salah satu kasus yang terjadi pada pejabat tinggi negara kita ini, berapa berpayah-payah dia mencapai puncak karirnya tersebut, mulai dari jenjang sekolah, berkarir dari nol sampai mencapai puncak tertinggi karirnya dan menjadi pejabat tinggi di negara ini, berpuluh tahun tentunya. Saat di puncak karirnya dan di umur yang sudah tak muda lagi, karirnya jatuh sampai ke titik nadir kehidupannya hanya karena nafsu dunia yang tak terkendali, semua aib terbongkar, harta benda disita, tak ada lagi kebanggaan selama ini, tak perlu waktu lama menghancurkannya bukan?.
Mudah-mudahan sedikit ulasan di atas kita bisa mengambil hikmah dan bisa sebagai pengingat saya atau siapa saja yang membaca tulisan ini, untuk berhati-hati dalam menjalani kehidupan dan harus bisa menahan diri dari semua bentuk nafsu dunia. Kehidupan di dunia ini hanya sesaat dan hanya senda gurau belaka, jadi marilah kita manfaatkan hidup yang sesaat ini untuk menjadi berarti, mewangi sepanjang hari, wasalam.

Rabu, 24 Desember 2014

Norak bin Konyol

Saya mulai menemukan kesenangan dalam menulis, tiap pagi sebelum memulai aktivitas dan anak-anak belum bangun saya sempet-sempetin buka lapi untuk sekedar mengetik satu kalimat atau satu paragraf yang terlintas di pikiran, kadang malah jadi satu tulisan, tapi seringnya cuma tersimpan dalam bentuk draf. Sejak @alvinna23 mengajak menulis antologi, saya jadi terpacu dan semangat untuk membiasakan menulis, ya itung-itung latihanlah, siapa tahu nanti bisa diseriusin, sukur-sukur malah jadi penulis best seller, hahahaha, kok malah ketawa sih? harusnya diaminin dong, ucapan kan doa ya, iya deh aamiin, lha kok terpaksa gitu sih? iya iya saya tahu tulisan saya masih jauh dari itu, tapi bolehkan berharap.
Ok deh kita tinggalkan bahasan yang ga penting di atas, saya mau cerita kekonyolan saya menerima pesan yang di luar dugaan, ah ga juga sih yang saya harapkan tentunya. Pagi itu seperti biasanya saya cek pesan whatssapp yang belum saya baca, alangkah senangnya waktu +aLViNNa23 ngabarin di grup whatssapp kalau naskah saya lolos seleksi, wow sesaat saya bagai melambung di udara dan degup jantung berirama, alah bahasamu nak, lebay, ya begitulah gambarannya saking senangnya saya. Padahal belum apa-apa ya, masih lolos naskah doang belum juga dapat penerbit, tapi rasa senang, sukur, terharu dan rasa-rasa lainnya yang bercampur jadi satu. Norak bin kocak banget saya sejak dapat kabar tersebut, hampir saya balas kabar dari teman saya itu, seperti ucapan seorang yang baru saja mendapat penghargaan dan disuruh menyampaikan sedikit pesan di atas podium, "alhamdulillah, blablabla, terimakasih pada blablabla", untunglah akal sehat saya masih jalan jadi saya urungkan niat untuk menulisnya, kebayangkan noraknya?. Senyum tak lepas dari bibir saya, sumringah seharian, untung saja hari itu saya tak ada jadwal keluar rumah jadi saya nikmati saja senyum yang terus mengembang tanpa takut dilihat orang, malu banget kan kalau ada orang yang melihat, nanti dikira saya orang stres. Anak-anak saya malah senang sehari itu tak ada omelan yang mereka dengar, wah coba tiap hari ya dapat kabar naskah saya lolos, bisa-bisa kejadian norak bin konyol tiap hari deh saya alami.

Selasa, 23 Desember 2014

Liburan di Rumah (part2)

Gaya banget nih tulisan pake bersambung segala, hihihihihi. Mau gimana, liburan sekolah masih panjang, dua minggu lho, tapi jangan takut tulisan ini ga akan sampai mengalahkan sinetron apa tuh dulu?, iya itu deh maksud saya, mohon maaf saya bukan pengikut setia sinetron-sinetron yang aduhai itu, saya bingung menggambarkannya, hahahaha.
Ternyata anak-anak bosan juga dengan permainan yang saya tawarkan, akhirnya saya persilahkan mereka untuk bermain ke tetangga, walaupun agak berat memang, karena saya takut mereka menonton televisi di sana. Tapi alhamdulillah mereka cuma sebentar di sana, dan kembali pulang dengan membawa segerombolan temannya, ah saya lebih suka begini, anak-anak main di rumah dalam pantauan saya, tentu saja harus berlapang hati dan merelakan rumah seperti kapal pecah.
Lihatlah rumah seperti penitipan anak, gaduh tapi menyenangkan juga, karena mereka bermain peran menjadi orang dewasa, ada yang menjadi ibu, ayah, anak dan peran orang dewasa lainnya. Saya mau mengabadikan saat itu, ternyata susah mengambil gambar ketika mereka bermain peran karena mereka ga suka, Uni malah protes dengan ketus, "ngapain sih bunda foto-foto in Uni lagi main". Jadi harap maklum jika gambarnya tak mewakili cerita saya.
Saat saya ketahuan lagi mengambil gambar, mereka langsung memutuskan untuk bermain di luar rumah, ya baguslah saya jadi bisa langsung buka lapi dan menulis tulisan ini, dengan sesekali memantau mereka ke luar. Di luar mereka duduk di bawah pohon kersen sambil mencoba memetik buah yang masih bisa mereka jangkau dengan tangan mereka sambil berjinjit. Setelah bosan metik dan makan buah kersen, mereka lanjut bermain sepeda dan main ke rumah teman mereka yang berada di blok belakang.
Tak berapa lama, Aka si bungsu saya pulang dengan menangis, "bunda cakit, kaki Aka bedalah, jatoh lali-lalian". Saya langsung memeluknya dan memeriksa kaki Aka yang terluka, sambil menenangkannya, "Aka hati-hati ya, boleh lari, tapi pelan-pelan ya nak", sebentar kemudian Aka sudah tersenyum lagi dan kembali keluar menyusul Uni untuk ikut bermain lagi. Begitulah resiko kalau anak-anak bermain di luar, tapi saya lebih suka begitu, mereka menghabiskan masa kecil dengan bermain selayaknya anak-anak tanpa diracuni oleh game atau tontonan yang ya gitu deh.



Senin, 22 Desember 2014

Ketika Aka Demam


Melihat si kecil sakit, "sakitnya tu di sini", sambil menunjuk dada, rasanya ingin sekali menggantikan kesakitan yang dia rasa. Pagi itu, si bungsuku Aka, mendadak rewel dan tak ceria seperti biasanya, ternyata setelah ku rangkul dan peluk, badannya panas. Aka merengek minta digendong, "bunda mau nen", sambil merajuk dan menunjuk ke kamar. Nen adalah istilah Aka untuk tidur-tiduran sambil menarik tali bra dan kaki menempel ke tembok, jika dibiarkan beberapa saat dengan posisi demikian Aka akan tidur dengan sukses. Aka meminta "nen" jika merasa ngantuk dan pengen tidur, sedang menangis atau berantem dengan Uni, terakhir jika merasa tak enak badan.
Saat sakit mendera Aka bisa seharian minta"nen", seperti hari itu dia tak mau lepas sedikit pun dari dekapan saya, walaupun demikian Aka membolehkan jika saya minta ijin untuk melakukan sesuatu asal masih dalam jangkauan pandangannya seperti sholat dan makan. Sedangkan untuk mandi saya harus mengikut sertakan Aka. Saat saya mandi biasanya Aka saya rendam ke dalam bak berisi air hangat, bersukur saya mandi sangat kilat jadi Aka tidak terlalu lama berendamnya. Selesai mandi Aka juga langsung saya balut dengan handuk dan balur seluruh badannya dengan minyak telon, alhamdulillah suhu badan Aka akan turun secara perlahan setelah itu Aka bisa lelap tidurnya. Oya untuk mempercepat kesembuhannya saya selalu memberi Aka madu dan lemon, insyaallah esok harinya aka tak kan panas lagi badannya, seperti hari itu Aka panasnya tak berlanjut keesokan harinya.
Ternyata setelah saya amati penyebab demamnya Aka ada di pencernaan karena sehari sebelumnya Aka makan basreng jajanan Uni pulang mengaji, malamnya Aka mengeluh sakit perut, ternyata paginya demam pun datang, BAB nya pun lebih sering. Dosis pemberian lemon dan madu pada Aka yang biasanya pagi dan malam menjelang tidur, saya tambah siang itu dengan memberi satu sendok air lemon dan madu. Alhamdulillah keesokkan harinya Aka sudah ceria seperti biasanya.
Demam bukanlah penyakit melainkan bentuk proteksi tubuh jika ada suatu gangguan yang ada di dalam tubuh, misalnya adanya virus batuk, flu atau pilek, atau adanya bakteri yang masuk ke tubuh sehingga tubuh merespon dengan meningkatnya suhu tubuh karena sel darah putih meningkat untuk melawan virus atau bakteri tersebut, untuk jelasnya bisa dilihat di http://indonesiaindonesia.com/f/1874-demam-demam/.
Pemberian lemon dan madu sangat baik untuk kesehatan tubuh tidak hanya pas sakit ketika kita sehat pun bisa menangkal berbagai penyakit yang menyerang karena kandungan vitamin C nya yang tinggi dan kandungan flavonoid yang berfungsi sebagai antivirus.Selengkapnya bisa dibaca di http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/manfaat-jeruk-lemon-untuk-kesehatan-dan-kecantikan.html
Alhamdulillah sejak membiasakan mengkonsumsi lemon dan madu pada anggota keluarga saya, penyakit jarang menghampiri, kalaupun sempat terserang tak bertahan lama itu penyakit. Seperti Aka hari itu.
Senyuman Aka

Liburan di Rumah (part1)


Libur sekolah telah tiba, waktu di rumah Uni si sulung saya akan sangat panjang, jadi saya harus berfikir ekstra untuk membuat liburan uni kali ini lebih bermakna, dan tidak dihabiskan di depan televisi. Liburan sekolah kali ini agak berat buat saya karena televisi saya yang semula mengalami sakit yang panjang, sekarang telah pulih seperti sediakala.
Selama ini saya selalu menolak jika suami hendak mengobatinya, saya selalu mencari beribu alasan untuk tidak diperbaiki, selain saya ga suka nonton dan ingin menghemat listik, tentunya menjauhkan anak-anak dari menonton televisi.
Beberapa bulan yang lalu saya tak bisa mencegah suami untuk memperbaikinya karena suami ingin menonton bola kesukaannya, jadilah televisi di rumah saya kembali berfungsi, sejak itu saya punya tugas tambahan jadi mandor dan harus buat jadwal menonton buat anak-anak, tuh kan kerjaan saya yang sudah padat jadi tambah padat. ya sudah lah kita tinggalkan keluhan saya.
Mari saya perkenalkan permainan saya semasa kecil dulu, nama permainannya 'lore', main nya loncat pakai satu kaki pada gambar kotak-kotak yang sudah dilukis di tanah, sekarang susah menemukan tanah khususnya di sekitar rumah saya, jadi gambar dilukis di lantai garasi. Ternyata Uni susah mengikuti permainannya yang harus loncat satu kaki, sementara adiknya Aka awalnya terlihat antusias mengikuti permainan, ternyata saat saya dan Uni asik bermain lore Aka malah main pasir sisa bangunan tetangga. Uni pun tergoda untuk mengikuti adiknya bermain pasir, jadi saya putuskan untuk tidak meneruskan bermain lore, karena saya yang capek terus-terusan mengulang-ulang permainan, sebenarnya kalau diterusin lumayan tuh olah raga untuk membuang lemak di tubuh,hehehehe.
Setelah mereka puas bermain pasir di depan rumah tetangga, permainan hari itu ditutup dengan main air sekalian mandi ceritanya.
Uni bermain lore
Aka bemain pasir
bermain air

Selasa, 16 Desember 2014

Liburan ke Jatinangor

Lebih kurang satu tahun ke belakang saya dan keluarga menghindari membawa liburan anak ke pusat perbelanjaan alias mall, karena tidak baik untuk perkembangan anak juga tidak baik untuk isi kantong tentunya. Sebulan sekali saat belanja bulanan itu sudah lebih dari cukup menurut saya mengajak mereka ke mall, kadang malah saya belanja bulanan di saat anak les berenang, kebetulan di dekat tempat lesnya ada super market sekalian menunggu selesai les, sekalian belanja deh.
Saya dan keluarga lebih memilih menikmati liburan di alam terbuka, seperti hari Minggu lalu kami menghabiskan liburan ke Jatinangor. Pilihan ke Jatinangor adalah usulan dari saya karena kerinduan yang sangat melihat almamater tercinta, sudah hampir satu dekade saya tidak menginjakan kaki di sana, ingin mengenang dan menceritakan pada anak-anak dimana dulu saya pernah menghabiskan waktu 5 tahun menuntut ilmu. Agenda ke kampus memenuhi keinginan Uni anak sulung saya, sebulan sebelumnya kami berkunjung ke kampus ayahnya, saat pulang uni merajuk "kapan kita ke kampus bunda yah?", "nanti ada saatnya", jawab ayah seadanya.
Saat yang dijanjikan datang juga, di saat yang sama ibu dan adik saya sedang berkunjung, jadilah kami liburan bersama, anak-anak senang sekali liburan kali ini bersama nenek dan oom mereka. Minggu pagi kami sudah bersiap untuk berangkat, kunjungan pertama kami adalah ke rumah teman suami yang berada tak jauh dari Jatinangor untuk bersilaturahim. Selesai bersilaturahim perjalanan menuju Jatinangor di mulai.
Jatinangor saat ini sangat jauh berbeda dari 10 tahun yang lalu. Jalanannya sudah satu arah, mall, hotel dan apartemen sudah mewarnai Jatinangor. Sepanjang jalan Sumedang-Jatinangor itu berdiri sejumlah universitas yang semasa saya kuliah sudah ada, tapi ada satu universitas negeri ternama di negeri ini yang saya tahu berada di pusat kota Bandung sekarang salah satu gedungnya berdiri megah di Jatinangor. Setelah melewati universitas tersebut, terlihatlah universitas negeri bergengsi (cie..cie...sombongnya) tempat saya dulu menuntut ilmu. Menuju kampus tersebut, saya sempat bingung saat suami menanyakan gerbang masuk arah mana, gerbang yang lama sekarang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Sampai beberapa kali kami berputar mencari gerbang masuk. Masuk lingkungan kampus ternyata di beberapa titik ada perubahan. Sekarang di dekat gerbang berdiri mesjid nan megah, kami memutuskan untuk sholat dulu di sana, ah sangat di sayangkan mesjid semegah itu perawatannya sangat minim, entah karena ada pekerjaan bangunan di depan mesjid, entah memang tidak ada penanggung jawab kebersihan mesjid, entahlah. Setelah puas bekeliling kampus perjalanan kami lanjut ke bumi perkemahan yang berada sekitar kawasan kampus saya tersebut. Perjalanan ke bumi perkemahan itu menutup liburan kami kali ini.

Rasanya ingin saya muat semua foto liburan kami ke Jatinangor kemaren, tapi apa daya internet saya "lola", dua foto diatas memerlukan waktu 2 jam an sampai akhirnya bisa diposting di sini, butuh kesabaran tingkat dewa bukan?.

Minggu, 14 Desember 2014

Dibuang Sayang

Dari judulnya saja sudah kebaca isinya, iya bagi saya tentunya, hehehehehe. Dari proyek antologi pertama saya tentang "Sumber Rezeki". Naskah saya ternyata dibalikin oleh penanggu jawab untuk direvisi, ada beberapa penulisan yang belum pas, paragraf yang harus disederhanakan dan beberapa paragraf tulisan yang harus rela saya hapus karena melebihi syarat dan ketentuan. Saya pikir sayang juga ya kalau dihapus begitu saja tanpa jejak, lebih baik saya tinggalkan jejaknya di sini, mau tau? berikut saya copy paste di sini.
Awal menikah saya dan suami berjauhan, saya di Jakarta dan suami di Bandung, Setiap weekend barulah kami bersama, kondisi itu pula mungkin yang menyebabkan saya tidak langsung hamil setelah menikah. Beberapa bulan kemudian kehamilan yang ditunggu datang juga tapi hanya bertahan dua bulan, saya keguguran. Kejadian itu membuat saya berpikir untuk berhenti kerja dan mengikuti suami ke Bandung, tapi masih sampai berpikir saja belum berani memutuskan karena keinginan kerja lebih kuat dibanding jadi ibu rumah tangga saja, aduh membayangkannya saja saya ga sanggup saat itu. Sambil terus berkarir di Jakarta saya giat cari lowongan kerja yang ada di Bandung, Alhamdulillah saya selalu gagal ditahap akhir karena rata- rata perusahaan mensyaratkan tidak boleh hamil untuk satu sampai dua tahun ke depan. Saya terus menjalankan LDR dengan suami, sampai suatu pagi hasil testpack menunjukkan garis dua, alhamdulillah saya diizinkan untuk hamil lagi, akhirnya keinginan saya sudah bulat untuk resign dan mengikuti suami untuk pindah ke Bandung.


Selasa, 09 Desember 2014

Proyek Pertama

Android saya berdering minggu siang itu menandakan ada pesan yang masuk, saya langsung membacanya ternyata dari seorang teman yang belakangan menyedot perhatian di grup whatsapp teman-teman saya semasa kuliah dulu karena prestasinya sebagai bloger yang bertubi – tubi memenangkan berbagai lomba penulisan artikel, 

“merry mau ikut bikin buku?”,
“sekarang temanya sumber rezeki”,
“Apa saja yang bisa jadi sumber rezeki”,
‘DL sampai 15 Desember”

Ternyata ada empat  pesan dari teman saya ini, dan pesan itu buat saya , “pucuk dicinta ulam pun tiba”. Sejak menulis blog  yang sebenarnya termotivasi salah  satunya dari teman saya ini juga sih, kayaknya saya menemukan “sesuatu” dengan menulis tapi saya belum berani bilang kalau itu passion, saya masih menikmati setiap tulisan yang saya tulis entah nanti saya benar – benar menemukan passion saya di sini, kita lihat saja.
Saya langsung bertubi – tubi membalas pesan dari teman saya ini, seakan – akan saya sudah punya ide saja, sangking semangatnya, hahahaha. Rasanya ingin segera membuka lepi dan mulai menulis tapi apa daya hari itu hari minggu dimana lepi haram untuk dibuka, minggu saatnya  family time, tak ada aturan tertulis memang. Sudah jadi rutinitas mingguan saya dan keluarga pas akhir pekan  karena suami bekerja di luar kota, jadi akhir pekan benar – benar dimanfaatkan untuk bercengkrama dengan keluarga.

Akhirnya senin siang saya baru bisa membuka lepi dan mulai menulis, karena padatnya rutinitas kegiatan menulis hari itu tidaklah maksimal dan harus tertunda esok harinya. Alhamdulillah Selasa siang saya bisa menyelesaikan tulisan saya tentang  sumber rezeki, mudah – mudahan lolos seleksi, amin.
Lain waktu tulisan saya tersebut akan saya posting di blog saya ini.


Note: makasih orin sudah mengajak saya untuk proyek ini semoga Allah membalasnya dan terus menang kontes, mudah – mudahan suatu saat nanti bisa jadi penulis best seller ya,amin,  ajak – ajak saya lagi tapi, hehehehe.


Selasa, 25 November 2014

Gigi Uni Ompong

Setiap pagi selama seminggu kemaren, Uni selalu mengeluhkan giginya berdarah. Pagi itu, uni berteriak dari kamar mandi,
"Bunda, liat gigi uni berdarah lagi tuh", sambil berkumur - kumur setelah uni menggosok giginya. saya menghampiri sambil menenangkan, "ga apa - apa, bunda juga sering begitu habis gosok gigi, mungkin terlalu keras uni gosok giginya?".
Obrolan singkat itu berakhir setelah uni ke kamar memakai baju seragamnya.

Siang hari saat di gerbang sekolah,
"bunda lihat gigi uni ternyata ada yang tumbuh lagi di belakangnya", saat uni bersiap naik ke motor,
saya pegang tangan uni untuk mencegah agar uni tidak naik ke motor dulu, "coba sini bunda lihat", ternyata benar giginya sudah ada yang tumbuh dibelakang gigi yang tadi pagi berdarah. Perasaan menyesal berkecamuk di dada saya, kenapa ga dari minggu kemaren saya perhatiin dan periksa gigi uni kenapa sampai berdarah, saya malah menganggap sepele saja keluhan uni, ternyata gigi bawahnya itu sudah goyang tinggal sekali tarikan saya rasa langsung lepas giginya.  Mau gimana lagi penyesalan datang selalu belakangan, mudah - mudahan ini jadi pelajaran buat saya ke depannya untuk lebih aware kalau anak - anak mengeluhkan sesuatu.

Sesampai di rumah saya langsung membujuk uni untuk saya cabut giginya ternyata uni merajuk dan menolak,"ga mau takut sakit", susah sekali membujuk uni untuk mau dicabut giginya, akhirnya dengan terpaksa saya pakai cara menakut nakuti uni agar mau dicabut giginya, segala macam hal mengerikan saya ceritakan kalau giginya dibiarkan tanpa dicabut, sampai - sampai saya browsing gambar - gambar orang dengan gigi yang mengerikan, akhirnya berhasil uni mau dicabut giginya, dengan membaca semua doa yang dia bisa dan mata terpejam uni pasrah membuka mulutnya untuk saya cabut. Dan benar dugaan saya sekali tarikan gigi nya langsung tercabut dari gusi uni.Uni langsung lari ke kaca, dan berujar "sekarang gigi uni ompong", sambil terus mengamati gigi nya di kaca.
Alhamdulillah gigi pertama uni lepas saat umurnya enam tahun dua bulan.

sebelum dicabut
gigi pertama uni 

Rabu, 19 November 2014

Voldemort menelusup di NKRI

Kali ini saya akan bercerita tentang sedikit uneg - uneg, curhat atau apalah namanya tentang apa yang terjadi belakangan ini di masyarakat. Sebenernya saya kurang suka tentang bahasan yang akan saya curhatin ini tapi bagaimana lagi saya tergelitik untuk sedikit berkomentar dengat sudut pandang saya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa yang biasa menjalani kehidupan dengan biasa saja :) . Saya ga tau mau mulai dari mana, baiklah mungkin mulai dari postingan teman - teman saya di media sosial tentang kenaikan BBM, waduh seminggu ini ampun dj menjadi trending topic, memang sih saya jadi ikut terpancing untuk menulis status serupa tapi tak sama, ah setelah dipikir pikir itu bukan saya yang sudah lama insyaf dari menulis atau berkicau di status media sosial sejak ada blog ini tentunya, hehehe karena sejak ada si dia maksudnya blog ini ya, saya jadi lebih nyaman bercerita, berpendapat atau sekedar bekicau la pokoknya mah.
Okelah dengan tidak berpanjang lebar lagi, saya akan sampaikan uneg - uneg saya dan tambahan dari hasil diskusi dengan teman - teman saya yang luar biasa, adeuh panjang banget prolognya.
Begini hemat saya situsi seperti sekarang ini memang sudah diramalkan akan terjadi siapapun presidennya mau no satu atau no dua tetap akan begini jadinya, karena semua sudah diskenariokan oleh sebuah kekuatan besar yaitu "sesuatu" apa ya namanya untuk mendeskripsikan sesuatu tersebut, kalau saya pilih kata konspirasi pasti la nantinya ada yang komen "ah dikit dikit konspirasi", gimana kalau sesuatu itu saya ganti dengan Voldemort, tau kan itu musuhnya si Harry Potter yang namanya tak boleh disebut.
Voldemour sudah merencanakan hal besar ini mereka sudah punya target mau diapakan negara Indonesia ini, serem ya, tapi itulah kenyataannya, atmosfir itu sangat terasa sekali saat pemilu kemaren, mereka buat rakyat kita terpecah - pecah, saling gontok - gontokan di medsos, masing - masing kubu keukeuh dengan jagoan mereka, seakan - akan jagoan masing - masing bak dewa tanpa cela. Sampai detik saya menulis ini belumlah juga reda gontok - gontokan itu,sampai ada istilah bagi si pemenang  J lover dan yang kalah si barisan sakit hati, aduh miris sekali rasanya saya pengen menitikan air mata, mulai deh lebay :( , tapi serius saya bener - bener sedih dibuatnya, mbok ya coba kita renungkan dan runut  ke belakang bagaimana para pendahulu kita dari sabang sampai merauke bersusah payah, tumpah darah berjuang untuk kemerdekaan NKRI ini, mereka bersatu bahu membahu untuk melepaskan diri dari penjajahan, padahal mereka terdiri dari berbagai suku dan agama yang berbeda. Sekarang coba lihat, rakyat kita dipecah belah, sesama muslim bisa saling memojokan, jika muslim yang lain menyampaikan suatu kebenaran, muslim yang satunya lagi akan mencela dan menuduh ekstrimis lah, muslim radikal atau garis keras. Padahal tanpa kita sadari itu adalah bagian dari proyek besar si voldemour yang ingin mengambil keuntungan dari negara kita ini, kenapa sih kita sibuk mencela dan mencari perbedaan? tanpa berusaha mencari kebenaran apa sekarang yang terjadi di negara kita? . Coba lihat DPR berantem sampai bikin tandingan, sementara diluar sana voldemour mulai menancapkan kekuatannya di negara kita, salah satu mentri kita sudah menandatangani MOU dengan angkatan bersenjata asing, ohmaigad, dengan terang - terangan mereka mulai melecehkan kita dan dengan sadar kita dikuasai oleh mereka. Harusnya itu yang kita perjuangkan kenapa maling yang harus menjaga rumah kita? contoh lain belakangan beredar gambar sampul koran asing, mungkin sudah pada tahu, yap benar, presiden kita dilecehkan di sampul koran tersebut, ah tapi kita masih diam berkutat dengan perdebatan panjang tentang itu - itu juga. Sekarang kenaikan BBM berimbas ke semua aspek, dan yang paling parah ini strategi voldemort untuk :
  • pemiskinan masal, 
  • pembodohan dan penyakit, 
  • penjualan aset - aset negara, 
  • pajak ditinggikan
  • Semua diimpor 
  • Swasembada dipersulit atau malah dilarang
  • dll
 Hebatnya lagi voldemort menguasai media, sehingga kita gampang sekali ditipu. Analoginya begini negara kita seperti rusa yang sedang diburu oleh binatang - binatang buas seperti harimau, singa dan teman - temannya adalah voldemort, ketika rusa sedang berjalan di padang rumput harimau dengan perlahan lahan mendekat pas rusa lengah harimau menerkam dan melahap rusa,  begitulah keadaan negara kita saat ini.

Coba pikirkan lagi dan mari akhiri saling serang menyerang dan berdebat, mari kita bersama tegakkan kebenaran di NKRI ini, kita kawal pemerintahan baru ini agar tidak melenceng dari Pancasila dan UUD 1945, berat memang tugas kita karena disetiap lini di pemerintahan kita voldemort telah menyebarkan pengikutnya, jadi kita harus bersatu menegakkan kedaulatan di NKRI ini. Sudahlah jangan mau lagi diadu domba oleh mereka, kita harus waspada voldemort bisa menyamar menjadi siapa saja untuk hancurkan kedaulatan bangsa kita. Lakukanlah yang terbaik mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita. Seperti contoh programnya bapak Ridwan Kamil,"family helps family", kalo ada tetangga kita yang kesusahan mari kita bantu begitu seterusnya jadi insyaallah masalah kemiskinan bisa terpecahkan.


Selasa, 11 November 2014

Resolusi, harapan atau impian ya..........

Tahun 2014 belumlah berakhir tapi bolehkan menyiapkan resolusi dari sekarang untuk berharap terealisasi di tahun 2015 nanti, ehm...ehm..... Emang apaan sih resolusinya kalau boleh tau? , mungkin lebih tepatnya  impian atau harapan ya.
Harapan ini tercetus ketika sering kali Uni bertanya tentang sesuatu yang pernah dia dengar dari saya, suatu sore ketika saya dan suami sedang berdiskusi tentang sesuatu, tak sengaja dalam obrolan kami terselip kata "kota kecil", Uni langsung bertanya, "kota kecil tempat Novi tinggal ya bunda?".
Saya mengernyitkan dahi sambil balik bertanya, "Novi siapa?"
"Novi yang waktu itu bunda ceritain, dia kan tinggalnya di sebuah kota kecil kata bunda", Uni menjelaskan dengan antusias.
"Oya ya.... bunda baru ingat, jawab saya sambil dalam hati "cerita tentang apa ya waktu itu?".
Lain waktu ketika Uni melakukan sesuatu yang tidak saya suka, dia langsung bergumam, "Uni kayak Karma ya bunda", saya langsung bertanya, "Karma siapa?"
" itu yang anak durhaka sama ibunya, kan bunda waktu itu yang ceritain ke Uni", seperti biasa dengan semangatnya menjelaskan ke saya.

Banyak lagi pernyataan dan pertanyaan dari Uni tentang sesuatu yang sebenarnya dia tau dari saya, tapi saya seringkali lupa apa saja yang sudah pernah saya ceritakan ke anak - anak saya. Alasan itulah yang memotivasi saya untuk suatu saat membukukan semua cerita dan dongeng - dongeng yang saya karang dan ceritakan pada anak - anak saya agar saya tak lupa lagi jika Uni bertanya tentang sesuatu yang pernah dia dengar dari saya dan tentu sebentar lagi adiknya Aka akan menanyakan hal yang serupa dengan Uni ketika Aka bicaranya sudah lancar nanti. 

Saya mulai langkah ini dengan menulis di blog dulu. Setelah saya coba, menurut saya ternyata menuliskan cerita tak semudah ketika saya bercerita pada anak - anak, butuh waktu dan pemikiran dalam memilih kata dan kalimat, tapi lets do it, saya akan coba karena semakin saya mencoba menulis semakin enjoy ternyata.

Saya jadi teringat dengan J.K Rowling penulis Harry Potter yang sukses itu, awalnya beliau menulis untuk anaknya kala itu, tak disangka berbuah kesuksesan. Wow keren ya mungkin ga ya seperti beliau hahahahaha mimpi saya terlalu tinggi untuk seperti itu tapi who knows? ya kan.......

Ngapain ya.............

November, apa sih yang terlintas? kalau saya inget November rain, yup bulan November curah hujan sangat tinggi. Hampir setiap hari hujan membasahi bumi khususnya sekitar rumah saya tiap sore diguyur hujan, jadinya aktivitas luar rumah anak - anak saya di sore hari ditiadakan untuk gantinya aktivitas bermain dilakukan di dalam rumah, biasanya anak - anak menggambar dan mewarnai, tapi lama - lama bosan juga akhirnya mereka memilih bermain salon - salonan.
Dengan berat hati kosmetik saya harus diiklaskan untuk mereka mainkan, sebenarnya jarang dipakai juga sih paling baru saya pakai buat ke pernikahan atau acara - acara khusus yang tentunya dalam setahun bisa dihitung dengan jari.
Mereka menikmati melukis wajah masing - masing, kenapa saya bilang melukis, ya bisa dilihat sendiri, bukannya jadi cantik tapi malah muka jadi keliatan begitu deh, hehehe, wajah saya pun tak luput jadi sasaran sebagai media lukis mereka, mungkin pengaruh keseringan mewarnai juga kali ya

Jumat, 31 Oktober 2014

Susi Pudji......?

Seminggu ini media sedang heboh memberitakan tentang kabinet kerja yang baru saja dilantik, status di media sosial pun rame memperbincangkan kabinet tesebut. Saya tak akan ikut - ikutan latah membicarakan kegaduhan berita yang lagi jadi trending topic tersebut, namun saya akan cerita sedikit efek berita tersebut mempengaruhi hari - hari saya belakangan ini, sebenarnya buat saya ini cerita agak konyol sih.
Baiklah kejadian konyol yang saya maksud adalah ketika menjemput Uni anak saya ke sekolah setelah kegiatan ekstrakurikuler melukis. Sampai di sekolah kegiatan ekstrakurikuler melukisnya belum selesai, alhasil saya harus menunggu, kebetulan Uni duduk di barisan depan dekat guru melukisnya yang bernama Bu Nina, saya hampiri Uni. Di sela waktu menunggu anak - anak menyesaikan lukisannya saya tak sengaja duduk berdekatan dengan Bu Nina, dan terjadilah obrolan ringan antara kami,
Bu Nina : " Bunda suka Susi?"
Saya : "Mm...Susi? Susi Pudji............
Untungnya sebelum saya meneruskan nama yang akan saya sebut Bu Nina keburu meneruskan kalimat yang belum selesai beliau lontarkan,"Iya Bunda saya jualan sushi".
Oh barulah saya mengerti maksudnya, hahaha....coba kalau Bu Nina tidak meneruskan kalimatnya, wah saya malu banget, efek baca media online saat menunggu Uni. Ternyata Bu Nina jualan sushi, beliau terus melanjutkan, "kalau  Bunda mau bisa pesan ke saya, dengan gelagapan saya menjawab "iya bu nanti kapan - kapan saya pesan deh", padahalnya sebenarnya lidah saya ga biasa tuh makan Sushi atau apalah makan Jepang lainnya, maklum lidah saya ndeso banget. Tak terasa penantian saya selesai juga, hehehe... (kayak menunggu apa aja). Uni langsung membereskan cat air, krayon, buku gambar dan peralatan lukis lainnya,"ayo Bunda bantuin dong", Uni membuyarkan lamunan saya yang masih dipenuhi berita dan obrolan saya dengan Bu Nina, " siap bos" ucap saya sambil langsung turun tangan membantu Uni membereskan peralatan lukisnya. " Bunda enak lho sushi buatan Bu Nina, kata Uni ketika kami berjalan menuju parkiran,"masak, emang Uni udah pernah nyobain?, tanya saya, "belum, jawab Uni, "nah lho kok Uni tau sushi nya enak?tanya saya penasaran, "kayaknya sih Bunda, Uni ngebayangin enak banget", jawab Uni sambil ekspresi mukanya seperti sedang menikmati makanan. "Uni bisa aja, makanan yang ga biasa uni makan aja Bunda suruh coabain ga mau", kata saya, sambil menyalakan mesin motor. Uni lidahnya ga jauh beda sama saya lidah ndeso, mungkin karena tak terbiasa dan tak pernah dikenalkan. Kebiasaan keluarga kami kalau makan keluar ya pilihannya makanan tradisional Indonesia, otomatis lidah kami tak terbiasa dengan makanan luar negeri. Dan motor pun saya pacu menuju ruamah.

Selasa, 21 Oktober 2014

Mamat dan Budi

Seperti biasa menjelang tidur Uni dan Aka menodong saya untuk menceritakan sebuah kisah. Semua cerita yang saya punya sudah habis saya ceritakan semuanya, akhirnya dengan menghayal sedikit saya mulailah cerita karangan saya.
Alkisah di sebuah kampung tinggal satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anak laki - laki mereka si sulung bernama Mamat kelas dua SD dan si bungsu bernama Budi masih TK. Ayah mereka bekerja di kota dan pulang ke kampung seminggu sekali, sedangkan ibu mereka punya warung di rumah.
Mamat dan Budi sebenarnya saling menyayangi tapi namanya adik selalu suka membuat kakaknya jengkel, begitu juga sebaliknya. Budi selalu ingin memakai apa saja kepunyaan kakaknya, Mamat suka kesal karena sebenarnya Budi juga memiliki apa yang dipunyai Mamat, ayah atau ibu biasa membelikan apa saja dua barang yang sama dengan harapan mereka tidak saling berebutan dan berantem, tapi harapan tinggal harapan kejadian rebutan selalu terulang lagi dan lagi.
Suatu hari Ibu pergi ke pasar membeli barang dagangan yang mulai habis di warung mereka, Mamat dan Budi sudah biasa ditinggal berdua sambil menunggui warung, entah kenapa siang itu terlintas dibenak mereka untuk main di teras belakang yang ada sumur air nya, Mamat dan Budi berlarian main kejar - kejaran. Ketika giliran Mamat mengejar Budi, Budi ke atas sumur dan tergelincir masuk ke dalam sumur, Mamat teriak "Budiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!", Mamat berlari menghampiri sumur dan langsung melempar ember yang biasa digunakan untuk mengambil air, Mamat sambil menangis," bertahan ya Bud,kamu pegang terus embernya jangan dilepas, Abang coba tarik tali embernya", Sambil berusaha menarik tali, Mamat berdoa terus"ya Allah selamatkan Budi, ya Allah Mamat janji ga akan berantem lagi, ga akan marah - marahin Budi lagi, Budi boleh pakai semua barang yang Mamat punya, tolong ya Allah selamatkan Budi". Budi di dalam sumur mengangis terus, sambil berteriak, "tolong, tolong, tolong....................", mendengar Mamat terus berdoa, Budi pun ikut berdoa,"ya Allah Budi sayang abang, Budi janji ga akan rebutan barang lagi,selalu izin kalau mau pinjam punya abang ya Allah tolong...............................!"
Di depan warung rumah mereka ada seorang bapak yang hendak membeli sesuatu, sambil memanggil,"bu beli, beli", dalam hati bapak itu bergumam,"Ibunya Mamat kok ga keluar - keluar ya?"sayup - sayup bapak itu mendengar suara minta tolong, langsung saja bapak lari mencari sumber suara, alangkah kagetnya bapak itu ketika melihat di teras belakang Mamat sedang berusaha menarik tali ember dari dalam sumur, sambil terisak Mamat minta tolong,"pak tolong angkat adik saya pak, tolong pak,jangan sampai Budi tenggelam pak". Tanpa ragu - ragu bapak itu langsung berusaha menolong sambil memberikan instruksi, "Budi kamu pegang yang kuat talinya lalu masuk ke dalam ember ya, bapak akan coba tarik Budi ke atas". Bersukur Budi badannya kecil jadi bisa masuk ke dalam ember, tak lama berselang Budi sudah keluar dari sumur bersamaan dengan pulangnya ibu dari pasar.
Mendengar kegaduhan di teras belakangnya ibu langsung berlari menghampiri,"ada apa? apa yang terjadi?" melihat Budi basah kuyup ibu langsung membalut badan Budi dengan handuk tebal dan membalurinya dengan minyak telon, sambil terus menyimak cerita Mamat tentang apa yang telah terjadi selama ditinggal ibu ke pasar.
Sejak kejadian hari itu tidak pernah lagi terlihat pertengkaran antara Mamat dan Budi, mereka hidup rukun dan damai saling menyayangi dan menghormati satu sama lainnya.
"Nah ceritanya sudah selesai, mudah - mudahan Uni dan Aka habis ini ga berantem lagi ya?". Seperti biasa Uni pasti bertanya,"Sumur itu kayak gimana sih bunda?", dan saya jawab, "nah untuk menjawabnya bunda akan cari gambarnya dulu ya besok bunda kasih liat, sekarang Uni dan Aka berdoa terus bobo ya ".
Akhirnya ketemu juga gambar sumur yang dimaksud setelah internet agak ngadat, mudah - mudahan nanti pas Uni dan Aka lihat gambarnya,ga ada lagi pertanyaan sumur itu kayak gimana, karena mereka memang dibesarkan di perumahan yang sumurnya pakai jet pam, mungkin lain kali akan langsung diajak ke sumur yang aslinya, insyaallah. 
Sekian dulu cerita kali ini.

Kamis, 16 Oktober 2014

Cerita Menjelang Tidur

Semenjak Uni ( panggilan buat anak sulung saya ) bisa bicara kami punya kebiasaan bercerita menjelang tidur, cerita apa saja, dongeng, cerita ayah atau bundanya waktu kecil sampai akhirnya cerita yang harus kami karang sendiri on the spot.Karena sudah habis kumpulan cerita yang kami punya, terpaksa kami harus kreatif mengarang cerita sendiri.
Kebiasaan itu berlanjut sampai anak ke dua kami lahir Aka panggilannya. Di awal kelahiran Aka, Uni lebih sering diantar tidur oleh ayahnya, jadi ayahnya lah yang harus bertugas menceritakan sesuatu ke Uni. Ayahnya senang banget waktu itu uni lebih tertarik cerita tentang ayahnya waktu kecil, jadi ayahnya tak dibuat putar otak untuk mengarang cerita, dan beruntungnya lagi Uni ga protes diceritain itu itu terus, sampai Uni dan saya hafal banget ceritanya, hehehehe.mau tau ceritanya?

"Waktu ayah kecil, setiap ayah pulang sekolah ayah disuruh ke ladang menolong kakek memetik cabe, trus di jalan ayah ketemu ular, ayah ketakutan lalu ayah lari main ke sungai berenang sama teman - teman ayah, pas ayah pulang dimarahin sama kakek karena kakek sudah menunggu di ladang. kalau malam ayah disuruh belajar kalau males ayah dipukul pakai kayu, ayah nangis langsung tidur. Uni pernah ga ayah pukul?ga kan, uni harus jadi anak soleh ya, ga boleh nakal".
"Ayah, kakek galak ya?", setiap cerita ini Uni selalu menanyakan hal yang sama.
"Kakek galaknya kalau ayah ga nurut, kalau ayah nurut dan ga nakal kakek baik, suatu hari ayah dibeliin tas baru sama kakek, warnanya loreng - loreng kayak baju tentara, ayah senang banget karena tas ayah yang biasa ayah pakai udah jelek dan robek, kalau ke sekolah ayah hati - hati banget pakai tasnya biar ga kotor dan ga rusak. Nah sekarang uni tidur dulu ya, besok ayah cerita lagi, ayo baca do'a tidurnya".

Semenjak ayahnya dimutasi ke Jakarta, saya lah yang bertugas membacakan cerita dari Senin sampai Jumat, karena Jumat malam ayahnya baru pulang ke Bandung. Kalau lagi ga ada ide saya akan menceritakan cerita di atas, hehehehe, dan Uni kadang melanjutkan sendiri ceritanya, karena sudal hafal tapi sama saya malah sering protes jika sering menceritakan cerita di atas.

Makanya jadi orang tua jaman sekarang kita dituntun untuk terus belajar dan kreatif tentunya.Oya ternyata ga yang jatuh cinta aja berjuta rasanya, punya anak juga berjuta rasanya, senang, sedih, marah kumpul jadi satu, tapi lebih banyak senangnya sih, karena kalau sudah marah wah rasanya nyesel banget, serasa ibu paling jahat sedunia. Jadi sekarang kebiasaan saya setiap malam setelah bercerita selalu minta maaf sama mereka,

"Maafiin bunda ya, hari ini masih belum jadi bunda yang baik buat Uni sama Aka, Mudah - mudahan besok bunda lebih baik lagi ya, bunda sayang Uni, bunda sayang Aka".

Dan mereka akan menjawab masing - masing, "Maafin Uni juga ya bunda, uni masih suka bikin bunda   kesal, mudah - mudahan Uni besok jadi anak yang baik, Uni sayang bunda".

Kalau Aka karena umurnya masih 2 tahun 7 bulan jadi bicaranya masih belum jelas dan penempatan kata pun juga belum pas, Aka akan jawab, "maafin bunda ya, yu tu", yu tu maksudnya " I love you too", karena saya suka bilang i love you, dan Uni langsung jawab "i love you too", jadi Aka ngikutin

Setelah itu malam kami berakhir dengan pelukan dan kecupan sayang dan kami tutup dengan doa mau tidur, begitulah cerita setiap menjelang tidur di rumah kami.
======================================================================
Tulisan ini disertakan di GA Every Mom has A Story #stopmomwar'
http://www.rinasusanti.com/2014/10/ga-every-mom-has-story.html

 

Kebiasaan Anak - Anak Menjelang Tidur

Anak - anak saya Uni dan Aka punya kebiasan unik menjelang mereka tidur, kebiasaan itu baru terlihat setelah mereka berumur dua tahun ya tepatnya ketika mereka berhenti ASI.
Ketika mereka masih ASI sih paling gaya mengisap aja yang bermacam - macam posisinya, mungkin ga jauh berbeda dengan anak - anak kebanyakan yang masih ASI.Ketika sudah tidak ASI barulah terlihat kebiasan unik mereka menjelang tidur.
Uni punya kebiasan mencium baju tidur saya yang udah usang dan robek. Kebiasaan itu mungkin karena saya juga sih, ketika hamil setiap mau tidur saya selalu ganti dengan baju tidur yang nyaman dan terbuka, maklum ibu hamil bawaannya kan gerah terus. Sampai melahirkan kebiasaan itu masih berlanjut, suatu malam ketika baju tidur itu tidak saya pakai lagi, Uni tiba - tiba menangis sambil menunjuk pintu, saya bingung karena waktu itu Uni belum bisa bicara dengan jelas, akhirnya saya baru ngeh ternyata maksudnya Uni saya harus ganti baju tidur yang biasanya memang saya gantung di belakang pintu kamar. Sampai umur Uni dua tahun baju itu dengan terpaksa masih saya pakai walau bentuknya sudah layak dimusiumkan. Ketika umur Uni menginjak dua tahun dan harus disapih baju tidur itu bener - bener saya musiumkan, ternyata Uni ga mau dan dia cari sendiri di lemari, singkat cerita setiap Uni tidur, baju tidur yang sudah usang itu selalu dia bawa untuk penghantar tidurnya dengan mencium baju tidur itu.
Kalau Aka beda lagi ceritanya, belajar dari pengalaman Uni, saya ga pernah pakai baju yang sama setiap tidurnya, alhamdulillah berhasil Aka tidak rewel mau tidur. Ketika umur Aka menginjak dua tahun dan berhenti ASI kebiasaan uniknya mulai terlihat, Aka tidak akan tidur kalau kakinya belum menyentuh dinding dan tangannya memegang tali bra saya, Berbeda dengan kakaknya jika pergi dan harus menginap kita tidak perlu direpotkan dengan sesuatu yang harus dibawa.
Sejak Uni mulai sekolah kebiasaan itu akhirnya bisa dihentikan karena kebetulan ketika beres - beres kamar baju tidur itu tidak sengaja hilang entah saya lupa menyimpan dimana, ketika mau tidur Uni bisa diberi pengertian setelah dia ikut mencari dan tidak menemukan. Sedangkan kebiasaan Aka sampai sekarang masih berlanjut entah sampai kapan dan bagaimana nanti berhentinya, kita tunggu saja.

Kamis, 09 Oktober 2014

Ketika Bunda Sakit

Senin pagi tanggal 8 September 2014 saya tak dapat bangun dari tempat tidur, badan terasa linu, badan panas tapi saya kedinginan, saya bangunkan suami dengan suara yang menahan kesakitan, suami kaget "badan kamu panas, ya udah ga apa-apa tidur aja lagi". 
Akhirnya suami berangkat kerja tanpa saya siapin keperluannya.
Jam 06.00 pagi itu anak pertama saya Aira (6y) bangun, biasanya ketika Aira bangun saya sudah sibuk menyiapkan bekal sekolahnya, tapi pas dia liat saya masih dalam selimut,
"Bunda kenapa masih tidur?",seperti biasa Aira langsung peluk dan cium saya.
Dia baru ngeh ternyata saya sakit, "Bunda sakit?, aku ga usah sekolah aja ya?"
Saya menganggukkan kepala, mengiyakan untuk Aira tidak masuk sekolah hari itu. Aka (2y,7m) si bungsu saya bangun mendengar percakapan saya dengan kakaknya, Aka langsung peluk dan cium saya.
"Bunda cakit?", Aka mengulangi pertanyaan kakaknya,
Biasanya setelah menyiapkan keperluan sekolah Aira saya tancap gas motor mengantar Aira sekolah, setelah itu langsung ke warung sayur, pulang ke rumah beberes, nyuci dan masak semua saya kerjakan sendiri selama hampir setahun ini karena ART berhenti.
Senin pagi itu jadi tak seperti biasanya, rumah berantakan, saya terkapar tak berdaya di kasur dengan pekerjaan rumah yang terbengkalai, dan anak yang tak terurus, bersukur anak - anak pengertian sekali pagi itu, biasanya ada aja yang diributin tapi kali ini mereka jadi anak yang manis, Aira sibuk menanyakan apa yang bisa dia bantu agar saya cepat sembuh, air minum dan mandu dia letakan di kamar agar saya gampang meminumnya, dia berusaha memperlakukan saya seperti ketika bagaimana saya memperlakukan dia ketika sakit sedangkan si kecil Aka sibuk memijat saya. Saya jadi terharu sampai menitikan air mata ternyata mereka benar - benar mengkhawatirkan saya, padahal biasanya mulut ini tak berhenti berkicau mendamaikan keributan yang mereka buat, tapi hari itu mereka jadi tim yang solid. Aira pun mau mengurus keperluan adiknya, menyiapkan makan dan minum, mengajak main juga mengantar Aka yang mau BAB ke kamar mandi dan membersihkannya, biasanya dia sangat antipati untuk urusan itu dengan alasan jijik dan bau. Ternyata Aira si sulungku bisa juga diandalkan, padahal selama ini dia belum juga bisa mandiri masih banyak membutuhkan bantuanku. Saat situasi sulit Aira dan Aka bisa jadi anak yang sangat pengertian sekali. 
"Mudah - mudahan seterusnya ya nak ga saat bunda sakit aja", bisikku saat mereka terlelap.
Hikmah yang dapat saya petik dari nikmat sakit yang diberi Allah kali ini, dalam situasi yang sulit anak - anak bisa diberi tanggung jawab diluar kemampuannya, maka tak heran di luar sana ada anak - anak yang masih kecil bisa melakukan tanggung jawab lebih dari umurnya, seperti Sinar bocah dari Polewalimandar, merawat ibunya yang lumpuh, dan mungkin banyak anak lain yang tak terliput oleh media. http://web.inilah.com/read/detail/2086993/ini-kisah-anak-merawat-orang-tuanya-sakit/10710/sinar-bocah-6-tahun#.VDZVtVfsIXU