Selasa, 01 September 2015

Hari Kebaikan

September ceria, September yang dinanti telah tiba, begitulah kira-kira ungkapan perasaan Uni si sulung saya saat bulan September datang menjelang karena tepat tanggal 3 September adalah tanggal kelahirannya. September ini Uni berharap saya mau merayakan hari kelahirannya, seperti teman-teman sekolahnya yang merayakan hari kelahirannya pas jam istirahat yang dipandu oleh wali kelas, padahal sebelumnya Uni tidak terlalu mengerti apa itu perayaan hari kelahiran yang biasa disebut hari ulang tahun, karena memang tidak dibiasakan di keluarga kecil kami, paling banter juga ada cake terus difoto buat kenangan kelak ketika mereka dewasa, selain itu saat Uni masih TK, aturan sekolahnya ketat banget melarang perayaan ulang tahun di sekolahan karena memang tak ada budaya ulang tahun dalam islam. Saat Uni  masuk SD  inilah dia bertemu lingkungan dimana ada aja temannya yang merayakan ulang tahun di sekolahan, walaupun berbasis islam tapi tidak menerapkan aturan seperti di TK dulu karena memang tidak satu naungan.
Keinginan Uni sederhana sekali kenapa dia ingin merayakan hari kelahiran, tidak lain karena melihat banyaknya kado yang diterima temannya yang sedang berulang tahun.
Nah untuk mengganti keinginan Uni mendapatkan kado, saya mencetuskan satu hari dalam satu minggu sebagai hari kebaikan dimana Uni akan mendapatkan kado setiap hari itu, sesuai kesepakatan hari kebaikan ditetapkan setiap hari Senin. Namun ada syaratnya selama satu minggu itu kebaikan yang Uni lakukan harus jauh lebih banyak dari kekurangan yang dia lakukan selama sepekan kebelakang, kebaikan yang dimaksud contohnya:
  • Sholat tepat waktu dan tidak bolong
  • Disiplin waktu
  • Memberi contoh yang baik ke Aka adiknya
  • Main yang Akur sama Aka
  • Merapikan kamar, mainan dan buku setelah dipakai
  • Menyimpan barang-barang pada tempatnya 
  • Jika melihat sampah, langsung memungut dan buang pada tempatnya
Jika  semua kebaikan itu terpenuhi, maka setiap Senin Uni berhak mendapatkan kado yang diinginkannya, nah saat kesepakatan disetujui dengan senang hati Uni pun membuat daftar kado yang dia inginkan tiap Seninnya, Uni baru punya 3 item yang dia inginkan, yaitu:
  • Papan meja frozen
  • Serutan besar
  • Kotak pensil frozen
Keinginan Uni ternyata sederhana ya seperti keinginan anak-anak seusianya, jadi alhamdulillah sejauh ini dapat saya penuhi, Seperti Senin ini uni ingin mendapatkan papan meja frozen yang sudah saya siapkan dibungkus dengan kertas frozen kesukaannya.

Aka dan Kado Kebaikan Uni 






Setelah adanya hari kebaikan ini, Uni tidak meminta lagi untuk mengikuti teman-temannya merayakan hari kelahiran. Harapan saya dengan ada nya hari kebaikan ini, untuk pembiasaan dalam keseharian Uni, mungkin awalnya termotivasi akan mendapatkan kado, secara bertahap dan berkesinambungan nanti akan menjadi karakter Uni, aamiin.
Sejauh ini alhamdulillah Uni enjoy dengan aturan di atas dan Aka adiknya jadi terbawa mengikuti aturan hari kebaikan dan akhirnya saya harus siapin 2 kado setiap Senin. Oya efek yang sangat terasa sejak diberlakukan hari kebaikan, Uni dan Aka lebih mudah dikendalikan, semoga terus semakin baik, baik dan baik,hehehe maksud saya agar Uni dan Aka kelak jadi anak soleha, berakhlak mulia, dan melapangkan jalan kami ke surgaNya, aamiin.
Semoga bermafaat.



Kamis, 30 Juli 2015

Hari Pertama Sekolah

Lama buanget saya ga apdet ini blog, kangen sih pengen nulis tapi rasa malas lebih dominan mengalahkan hasrat untuk menulis itu sendiri, tapi ya sudahlah.
Tulisan ini saya dedikasikan untuk Uni si sulung saya yang sekarang sudah menginjak kelas dua esde, yeeeey senangnya :) . Sebenarnya Uni sudah lama minta dibikinin cerita (nulis blog ini red)
"iih Aka terus yang dibikinin cerita" , begitulah Uni saat itu merajuk pada saya ketika blog ini mengulas tentang Aka adiknya, dalam hati, kayak emaknya produktif aje ye nulisnya.
Baiklah untuk tidak menunda-nunda cerita dan bertele-tele dalam prolog saya akan mulai saja ya, hadeuhhhhhh dari tadi itu ngapain, sambil tepok jidat.
Senin 27 Juli 2015,
"Bunda udah jam berapa?", Uni bangun sambil ngucek-ngucek mata
"iya, itu lihat jam 04.00", jawab saya sambil nunjuk ke jam dinding
"Uni mau mandi mau sekolah", sambil duduk dipojokan
"Azan Subuh juga belum Ni, sana berwudu biar seger trus sholat", jawab saya.
"katanya belum azan", protes Uni
"Ya sholat tahajud atuh", jawab saya
Begitulah sepenggal dialog antara saya dan Uni Senin menjelang subuh itu. Alhamdulillah efek puasa kemaren tiap hari bangun sahur ada manfaatnya, biasanya saya harus ekstra sabar buat bangunin Uni setiap harinya pas  di luar romadhon. Senin ini adalah hari pertama Uni sekolah setelah libur panjang yang melenakan, diluar dugaan saya ternyata Uni semangat banget untuk bersekolah, karena biasanya setelah libur Uni ogah-ogahan berangkatnya, tas sekolah dan perlengkapan sudah disiapkan dan dirapikan Uni sehari sebelumnya, sarapan paginya pun banyak, biar kuat belajar alasannya, setelah merapikan pakaian dan bersepatu, "ayok kita berangkat". Dalam hati, "anakku sudah besar". Seperti biasa selama perjalanan menuju sekolah kami biasa berdialog tentang apapun, baik seriusan sampai becandaan maupun lucu-lucuan dan tak terasa kami sudah memasuki gerbang sekolah, kami saling berpamitan, namun pagi itu saya sangat melow sekali berulang kali saya cium pipinya dan saya berat melepas pelukan ketika dia hendak beranjak menuju kelasnya, liburan yang terlalu lama membuat saya sedikit kehilangan ketika dia harus ke sekolah selama beberapa jam. Maklum selama liburan kemana saja aktivitas saya, Uni selalu saya bawa karena memang di rumah tidak ada siapa-siapa jadi pas saat dia harus masuk sekolah lagi, ada rasa kangen membuncah tak ingin berpisah dan dalam hati terus berdoa dan minta perlindungan pada sang Khalik agar selalu menjaga Uni saat dia jauh dari pandangan mata ini, aamiin.


Senyuman Uni
Uni dan Aka

Kamis, 28 Mei 2015

Aka dan Al qur'an (Al qur'an for Kids)

Jumpa lagi dengan Aka di sini, hehehe berdendang di sore hari sambil mencari secercah ide untuk ditulis. "Kasian...kasian.....kasian............." #upinipinmodeon.
"tak pe lah demi keberlangsungan blog ini yang kadang suka mati suri" #hadeuh.
Saya mau cerita tentang keseruan Aka gadis kecil 3 tahun yang senang sekali bercerita dan mendengar cerita. Sejak ada "mainan baru" ini, saya sangat terbantu sekali jika diminta bercerita, tinggal sodorin aja ke Aka, hehehe.
Kenapa saya bilang "mainan baru", bukan berarti melecehkan ya, karena saking senang dan sukanya Aka sama Al qur'an ini. Senang rasanya anak-anak suka sekali berinteraksi dengan Al qur'an. Terus terang sebelum saya membelikan mereka Al qur'an ini, mereka lebih cenderung suka cerita princess, barbie, frozen dan sejenisnya, kalau ke toko buku pasti mereka langsung lari ke rak yang menyediakan buku-buku sejenis itu.
Sampai suatu hari ketika ada acara di sekolahan Uni si sulung saya ada pameran, mata saya langsung tertuju ke meja yang menawarkan Al qur'an ini, tanpa pikir panjang saya langsung tanya-tanya dan pesan, sayangnya selang beberapa minggu baru dikirim ke rumah saya saking banyaknya permintaan.
Saat Al quran ini datang, semua antusias dan berebutan, wah kalau dibiarin terus bahaya masih baru udah rusak ya kan, akhirnya saya bagi jadwal pemakaian, pembagiannya ditetapkan sebagai berikut, saat Uni sekolah jadwal Aka yang interaksi dengan Al qur'an sepuasnya, saat Uni pulang sekolah Uni yang bebas berinteraksi, Alhamdulillah pembagian jadwal seperti itu aman sampai saat ini, hehehe.
Kenapa saya lebih mengedepankan cerita Aka, karena Uni sudah usia sekolah dasar tentu sudah bisa baca dan sudah lebih banyak tahu dibanding Aka, walaupun sebenarnya banyak juga pengaruh positif buat Uni yang ingin saya ceritakan tapi di kepala lagi ga oke, bilang aja ide di otak chemistry nya lagi ke Aka, hehehehe
Al-qur'an ini keluaraan Sygma Publishing, namanya Syamil Al-qur'an for kids terdiri dari empat al qur'an, dua al qur'an bacaan arabnya lengkap dengan tajwid, dua al qur'an lagi terjemahan lengkap dengan hikmah, riwayat rosul, cerita para sahabat dan tokoh-tokoh islam.
Al qur'an ini dilengkapi e pen si readboy yang tampilannya berbentuk boneka, bikin Aka senang  buka-buka Alqur'an dan membacanya tentu dengan bantuan si readboy ini
Aka dan Readboy nya

Tampilan Al qur'an ini keren banget, kaya warna memanjakan mata anak-anak deh, Aka makin betah saja berlama-lama berinteraksi dengan Al qur'an ini, walaupun belum bisa baca Aka sangat menikmati semua cerita hikmah riwayat rosul, cerita para sahabat dan tokoh-tokoh islam, tinggal tunjuk bagian mana yang mau dibaca dengan menggunakan readboy tentunya. Narasi yang dipakai dimengerti anak-anak,dengan demikian Aka jadi banyak tahu tentang hikmah dan cerita yang terkandung dalam Al qur'an. Belum lagi tentang "Sekarang Aku Tahu" , di sini ada cerita tentang hal-hal yang biasa kita temui dalam keseharian, bagaimana kita menerapkan Al qur'an dalam kehidupan kita, banyak hal yang tadi nya susah menjelaskan ke anak sekarang dipermudah menjelaskannya dengan bantuan Al qur'an ini.

Sekarang Aku Tahu
 Interaksi dengan Al qur'an sedari dini tentu membantu pembentukan karakter anak menjadi soleh dan soleha sesuai yang diharapkan, berharap Uni dan Aka mempunyai akhlak yang baik, sukur-sukur menjadi penghapal Al qur'an, apalah gunanya hidup di dunia ini yang hanya senda gurauan dan permainan semata, kalau anak-anak tidak kita siapkan untuk tujuan yang hakiki, karena saya yakin jika anak-anak kita soleh dan soleha, cerdas, pintar dan lain lainnya akan mengikuti, in sya allah.


Mudah-mudahan sekilas cerita ini bisa diambil baiknya, dan kurangnya tentu karena keterbatasan saya sebagai manusia.
Uni dan Tas Al qur'annya
Uni dan Al qur'an tulisan arabnya

Aka dan Al qur'an nya 

Rabu, 06 Mei 2015

Keluarga Harmonis Usaha Bombastis

Selesai kuliah dari salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Bandung, saya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta mencoba peruntungan, Alhamdulillah sangarnya Jakarta sangat ramah pada saya, karena tak sampai hitungan bulan saya diterima bekerja di salah satu instansi pemerintahan yang baru merintis unit yaitu sebuah balai pengujian yang memang sesuai sekali dengan latar pendidikan saya di bidang kimia. Tak lama berselang karir saya bisa dibilang cemerlang untuk ukuran honorer pemda saat itu karena tak butuh waktu lama untuk saya mempunyai jabatan, walaupun sebenarnya itu cuma formalitas tapi saya sangat senang saat membuat laporan dan tertulis nama saya sebagai Penyelia, wow saya yang baru terbilang sebagai fresh graduated saat itu sangat bangga sudah ada jabatan. Dua tahun berjalan godaan datang saat pengangkatan PNS belum juga melihatkan tanda-tanda, saya mencoba mengirimkan lamaran ke beberapa perusahaan swasta, dan benar tak lama berselang, saya menghadapi dilema dimana saya harus memilih tetap bekerja sebagai honorer atau keluar dan mencoba nasib sebagai karyawan swasta yang saat itu tawaran gaji di atas gaji saya sebagai honorer. Sebenarnya untuk ukuran gaji honorer saat itu pemda DKI relatif besar, namun karena masih gejolak kawula muda yang ingin mencoba tantangan saya akhirnya memutuskan resign dari balai pengujian milik pemda DKI tersebut.
Memulai status baru sebagai karyawan swasta membuat saya belajar kembali dari nol, namun itu tak masalah buat saya karena pada dasarnya saya suka tantangan dan hal-hal baru. Sampai akhirnya sudah menjadi rutinitas yang biasa buat saya. Pergaulan dengan sesama teman kantor pun menyenangkan, tadinya sebagai honorer berangkat kerja naik turun angkot, saat sebagai karyawan swasta naik turun mobil, hang out bareng, saat pulang kerja tak jarang saya dan teman-teman menjajal berbagai kuliner yang lagi ngehits saat itu. 
Beberapa tahun bekerja ternyata lingkungan sudah menuntut saya untuk berumah tangga, satu persatu teman kantor menikah dan saya pun tersadar untuk berfikir juga ke arah sana. Alhamdulillah akhirnya saya menemukan jodoh seorang karyawan BUMN yang berdinas di Bandung. Saya kembali dihadapkan dengan dilema tetap bekerja atau resign mengikuti suami. Saya putuskan untuk tetap bekerja, konsekuensinya tentu saja long distance, pas week end baru bisa kumpul dengan suami. Awalnya ga masalah, namun saat hamil saya mengalami keguguran, mulai ketakutan dan kepikiran,
"gimana nanti kalau begini terus, kapan saya bisa punya keturunannya?"
Akhirnya setelah melalui proses pemikiran yang panjang sambil saya masih tetap bekerja, sampailah pada keputusan saya resign dan mengikuti suami menetap di Bandung. Dan benar setelah keputusan bulat tersebut diambil saya kembali hamil, dan dianjurkan untuk bedrest oleh dokter yang menangani karena riwayat pernah mengalami keguguran.
Hidup baru dimulai saat saya benar-benar memutuskan menjadi full mom di rumah. Ternyata awalnya tak seindah bayangan dan harapan karena biasa bekerja di luar rumah sekarang harus full di rumah, galau pun melanda biasa pegang uang sendiri, belanja apa saja yang disuka, jajal kuliner sana sini, hang out sama teman-teman sekarang ga bisa sama sekali uang hanya dari suami dan harus bisa mengatur buat kebutuhan rumah tangga, 
"oh tidak"
Saya tak mau berlarut-larut dalam kegalauan ini, akhirnya saya mulai bekerja kembali saat anak saya berumur 1 tahun 6 bulan, saya pilih bekerja yang tidak menghabiskan banyak waktu di luar, dan pekerjaan yang saya pilih adalah guru TK, dengan alasan anak tak terlalu lama saya tinggal. Namun kenyataan berkata lain, setiap pagi sebelum berangkat mengajar saya harus berjibaku menenangkan anak saya yang terus menangis saat saya mau berangkat, kejadian drama itu terus berulang setiap harinya, akhirnya pekerjaan sebagai guru TK pun cuma bertahan 6 bulan karena tak tega meninggalkan anak dengan dramatis setiap paginya.
Kembali menjadi full mom yang full di rumah membuat otak saya terus berfikir apa yang harus saya lakukan, sadar tak sadar saya butuh me time atau sekedar aktualisasi diri ditengah kesibukan sebagai full mom, selama ini saya ikut beberapa komunitas dan datang ke majelis-majelis ilmu sambil mencoba bisnis ini bisnis itu dan tak ada yang berjalan sesuai rencana, sampai suatu hari setelah reuni dengan teman-teman semasa kuliah kehidupan saya berubah. Saya punya kongsi dagang atau usaha patungan bersama dua teman saya.
Setelah terjadi akad bisnis dengan dua teman tersebut kehidupan saya mulai super duper sibuk karena usaha ini terpusat di rumah saya, ritme hidup saya sedikit berubah. Usaha yang saya tekuni ini yaitu bidang kuliner tepatnya rendang kemasan yang praktis buat mereka yang aktif dan sering melakukan perjalanan baik dalam maupun luar negeri. Selain dijual secara offline juga online dan alhamdulillah sampai saat ini terus menggeliat dan berkembang, walau kadang namanya usaha ada pasang surutnya tapi tak terlalu signifikan masih bisa dikatakan stabil.
www.rendangnendang.com
Sekarang saya bisa tersenyum karena aktualisasi diri selain datang ke majelis-majelis ilmu juga lewat usaha ini, meeting dengan sesama pemegang saham (wuih biar keren dikit maksudnya) kalau tidak sempat bertatap muka langsung, kami meeting secara online, urusan adaministrasi seperti laporan produksi dan kas saya kerjakan dan kirim by email ke semua pemegang saham, jadi saya berasa bekerja di kantoran saat saya masih karyawan swasta, masih bisa eksis di belantara dunia maya dan menulis walau sampai saat ini belum ada yang dimuat, ikut proyek menulis buku antologi dan itu sudah sangat cukup membuat saya senang dan sedikit besar kepala. Dan yang terpenting saya bisa menikmati tumbuh kembang anak-anak, karena waktu tak bisa kembali saya tak ingin melewati setiap tumbuh kembang mereka, pengasuhan mereka masih dalam pantauan dan bimbingan saya penuh, karena di luar sana perkembangan zaman sangat mengerikan jika anak-anak tidak disiapkan mental spiritualnya oleh kita selaku orang tua.
Kayaknya saya harus baca buku Sukses  Bekerja Dari Rumah terbitan Stiletto yang ditulis oleh mba Briliyantini, agar saya lebih tahu bagaimana bekerja dari rumah itu sebenarnya, bagaimana mengatur waktunya agar prioritas untuk anak dan suami tidak terganggu, dan tentunya usaha saya ke depan semakin berkembang dan sukses terus. Harapan saya keluarga harmonis usaha bombastis.
sumber: stiletto

 “Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Asyiknya bekerja dari rumah

sumber: stiletto

Jumat, 24 April 2015

Ulasan Singkat Kesebelasan Gen Halilintar

Belum lama ini saya dikirimi link tulisan tentang keluarga dengan sebelas anak yang kemana-mana selalu bersama, tak pikir panjang saya langsung buka itu link, wow saya terkesan banget dengan keluarga ini, kok bisa ya, dengan sebelas anak tanpa pengasuh bisa melakukan perjalanan kemana-mana, dan tak tanggung-tanggung perjalanan yang dilakukana bukan hanya antar kota saja melainkan lintas pulau, negara bahkan benua. Hebat ga tuh? saya dengan dua anak ajak kadang suka kewalahan dan ga sabaran, ini malah sebelas lho, gimana tu ya?ckckckckck.
Rasa penasaran saya yang cukup besar dengan keluarga ini akhirnya hampir terjawab saat seorang teman atau sebutlah tetangga saya satu komplek perumahan memasang foto profil BBMnya dengan buku tentang keluarga ini.
Langsung saya ping teman saya ini sebut saja namanya Ibu Diana, dan beliau langsung merespon ketika saya bertanya dimana beli bukunya, ternyata buku ini tidak dijual di pasaran, toko buku ternama pun belum menjualnya, beliau beli secara online dan itu pun harus rela bersabar dan tunggu cetak ulang, wah sampai segitunya, makin tambah penasaran saja saya pengen cepet-cepet baca buku ini, terus gimana dong biar saya dapat bukunya, dengan senang hati beliau mau meminjamkan buku ini. Alhamdulillah, siangnya sepulang menjeput anak sekolah saya mampir ke rumah beliau.
Berikut sedikit ulasan saya setelah melahap habis buku ini.
Buku yang keren banget ditulis langsung oleh Ibu Lenggogeni Faruk yang notabene adalah Ibu dari kesebelasan Gen Halilintar ini sendiri. Buku ini ditulis secara ringan dengan gaya bahasa yang sepertinya bahasa sehari-hari yang dipakai penulis yang campur-campur Indonesia dan Inggris, namun enak banget dibaca dan sangat menginspirasi, mulai bagaimana pertemuan dua sejoli ini yang kelak menghasilkan kesebelasan gen halilintar sampai kesebelas putera dan puteri yang terlahir diceritakan secara tuntas dari proses persalinan sampai ke karakter dari masing-masing kesebelasan ini.
Hal yang menarik bagi saya mereka semua homeschooling dan tidak menggunakan jasa pengasuh maupun asisten rumah tangga, pengasuhan dilakukan selain oleh Ibu sendiri juga dibantu anggota kesebelasan gen halilintar yang lebih besar dan bergantian ke bawahnya, Urusan rumah tangga konsepnya seperti hotel, masing-masing anak punya tugas masing-masing, mulai laundry, food & beverage, cleaning service, IT , dan urusan domestik rumah tangga lainnya. 
Sebagian gen halilintar sudah menggeluti usaha dan itu sudah mereka jalani sejak usia dini, mulai jual beli mobil, kafe, butik, dan lainnya.
Karakter dan bakat yang menonjol dari masing- masing gen halilintar juga dikupas tuntas, ada yang berbakat di biadang IT, fotografi, fashion, dan lainnya. 
Selain itu konsep homeschooling yang diajarkan dibagi beberapa exercise:
  1. Spiritual Exercise; latihan untuk ruh, hati dan jiwa.
  2. Mental Exercise; latihan untuk akal.
  3. Emotional Exercise; latihan pengendalian nafsu.
  4. Physical Exercise; latihan untuk fisik dan raga.
Demikian sedikit ulasan yang bisa saya bagi lewat blog ini  untuk lebih lengkap dan jelas tentu teman-teman bisa langsung baca bukunya recomended banget pokoknya.
Happy reading

Kamis, 23 April 2015

welcome home

Kangen deh, itu ungkapan rasa saat bisa buka rumah atau blog ini, entah kenapa belakangan inet di rumah ngadat, ga tau kuota inet yang habis atau memang sinyalnya yang lemot, padahal baru beli perdana baru nih buat modemnya. 
Alahamdulillah akhirnya bisa masuk juga ke rumah ini.
Satu bulan lebih tak bertegur rasa di blog itu gimana ya, senut-senut ide di kepala pengen dicurahkan tapi keburu buyar karena tak langsung disalurkan. Namun saat blog bisa dibuka, bingung mau menulis tentang apa dulu. Pengennya sih ngerampungin draf-draf yang ada di blog tapi lihat emak-emak banyak ngadain GA dan ikutan lomba-lomba nulis gitu, jadi tergoda juga, tapi belum ada tema yang pas nih, ya sudah saya putuskan untuk blog walking dulu aja deh, sambil menunggu tema dan ide nya pas biar enak nulisnya.

Rabu, 04 Maret 2015

Coretan di Awal Maret

Ternyata bulan telah berganti, dan postingan saya bulan Februari lalu tak mencapai target, hanya lima postingan, satu masih berupa draf, huffffffffffff, tarik nafas panjang. Kesibukan yang mendera membuat saya tak bisa buka lapi sama sekali, tugas sebagai mandor yang masih berlanjut merangkap sebagai tukang masak, cleaning service, dan nanny, di inggrisin biar agak keren dikit, kayak makanan di resto kalau diinggrisin jadi mahal kan harganya, hadeuh bahasannya ga penting banget kali, ayo bangga lah menggunakan bahasa Indonesia. Belum lagi Minggu ini Uni si sulung saya sedang UTS otomatis saya harus mendampinginya untuk belajar. 
Di sela-sela kesibukan yang padat merayap ini, saya sempet-sempetin buka lapi mau posting bahasan yang ga penting ini untuk mengawali bulan Maret yang baru menginjak hari ke tiga, biar blog saya ga sepi-sepi amat. Sebenarnya saya mau beresin draf tentang Islamic Hypnoparenting, tapi kayaknya ga mungkin karena butuh konsentrasi dan ketenangan dalam menulis materinya. Bayangin aja ngetik dengan backsound toktoktok suara palu, palunya mukul paku, dengan nada lagu tiktiktik bunyi hujan....... ngarang habis, belum lagi suara mesin pemotong, berisiknya minta ampun deh, bisa-bisa saya yang harus dihypnotheraphy. 
Pekerjaan saya sudah memanggil-manggil untuk segera diselesaikan, dengan terpaksa saya harus segera menutup coretan ini.
Sekian dulu coretan saya di sore hari yang cerah ini sebagai pembuka lembaran hari di awal Maret ini.

Selasa, 17 Februari 2015

Sekilas Hypnoparenting

Sejak memiliki buah hati, saya selalu berusaha mencari tahu tentang ilmu parenting, karena mendidik anak itu belum ada sekolahnya jadi sebisa mungkin saya terus upgrade ilmu dalam mendidik anak. Zaman berubah pola pengasuhan orangtua kita dulu dengan pengasuhan anak-anak kita sekarang tentu berbeda. Sekarang era digital, anak-anak kita sedikit banyak pasti terkena imbasnya, baik hal positif, maupun hal negatif, belum lagi pengaruh lingkungan di luar keluarga dan rumah kita, semua tergantung kita sebagai orangtua menjaga dan mendidiknya. 
Beruntung sekali di lingkungan tempat tinggal saya sudah beberapa kali mengadakan kegiatan seminar tentang ilmu parenting ini. Alhamdulillah saya selalu berusaha mengikuti seminar-seminar tersebut dengan tema yang berbeda tentunya. Namun kali ini saya akan mengulas seminar yang pertama dulu ya, nanti lain waktu saya akan ulas seminar yang lainnya, insya allah.
Seminar ini merupakan program dari PKK-Posyandu Mekar Arum 16, yang langsung mengundang ahli Hypnotheraphy yaitu Dea Sunarwan, ST, CHt, CI, NNLP. Seminar ini mengangkat tema 'Menaklukan Anak dengan Metode HYPNOPARENTING Menjadi Orang tua Bijak dengan Metode Terapan Kontemporer'.
Hypnoparenting dari segi bahasa terdiri dari dua kata yaitu hynpnosis dan parenting. Hypnosis adalah seni dan teknik komunikasi yang melibatkan sistem kerja otak untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar, sedangkan arti parenting adalah ilmu tentang mengasuh, mendidik dan membimbing anak dengan bijak, benar dan tepat. Jadi hypnoparenting itu adalah metode mendidik dan membimbing anak dengan teknik komunikasi terhadap pikiran bawah sadar anak.
Seorang anak bukanlah penurut yang handal, tapi ia adalah peniru yang ulung, maka kita sebagai orangtua harus berhati-hati dalam bersikap dan bertindak karena itu akan berpengaruh pada karakter anak kita.
Saya tidak pandai menjabarkan secara ilmiah bagaimana konsepnya, disini saya akan menceritakan sedikit apa yang saya tangkap dari seminar tersebut. Lansung saja ya, langkah hypnoparenting itu adalah pemberian sugesti, yaitu kalimat yang mampu membimbing pikiran, perasaan, dan prilaku menuju hal yang diharapkan. Caranya adalah:
  1. Positive (sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari)
  2. Repetisi (Pengulangan, setiap hari)
  3. Present tense (hindari kata akan, tapi kata sekarang)
  4. Pribadi
  5. Tambahkan sentuhan emosional dan imajinasi
  6. Progressive (bertahap), jika diperlukan
Waktu yang tepat menanamkan sugesti pada anak adalah saat menjelang tidur dan bangun tidur, dengan cara memberikan pesan mental dengan sentuhan/tindakan namun hindari kata-kata yang mengandung emosi negatif. Selain itu dengan cara mengagetkan anak dengan kata-kata bijak, seperti: suka minum susu, suka makan sayur, rajin belajar dan sebagainya.
Saat anak kita yang masih kecil sedang bersedih, buatlah kepalanya mendongak dan tepuk pantatnya secara lembut seirama detak jantung kita, insyaallah kesedihannya akan sirna.
Perlu kita ketahui anak dengan rentang usia 1-6 tahun sangat sugestif. Anak menerima dengan mentah ucapan orang tuanya, dengan kata lain informasi yang diterima langsung masuk ke pikiran bawah sadar anak.
Nilai-nilai yang kita ingin terapkan kepada anak tergantung dari pola kalimat yang disampaikan orangtuanya, karena pikiran anak tidak mengenal bahasa, tapi yang ia kenal adalah gambaran yang terbentuk dari pola tindakan dan ucapan orangtuanya.
Perhatikan kalimat berikut:
 "Anak Mama yang ganteng jangan MAIN AIR terus, nanti MASUK ANGIN"
apa yang terjadi? apa yang ditangkap anak?, iya benar yang terjadi anak masuk angin dan nilai yang ditangkap anak adalah:
MAIN AIR = MASUK ANGIN
Maka fokuslah pada hal yang diinginkan dan gunakan kalimat positif, seperti berikut:
"Anak Mama yang ganteng, MAIN AIR nya mau SELESAI SEKARANG, atau 5 MENIT LAGI?
 Seminar berakhir dengan dibagikannya sertifikat bagi peserta.
Demikianlah ulasan singkat saya tentang seminar hypnoparenting yang saya ikuti kali ini, mudah-mudahan bisa diambil ilmunya dan bisa diterapkan pada anak-anak kita.
alhamdulillah dapat sertifikatnya

Senin, 16 Februari 2015

Mommylicious Ya Pasti Delicious Bukunya

Setelah satu dekade tak bersua dan tak pernah bertatap muka dengan sesama teman semasa kuliah tak disangka bertemu lewat grup whatsapp. Banyak cerita bermula dari grup ini, tak hanya berbagi informasi tapi kian hari kami merasa semakin dekat satu sama lainnya melebihi saat masih berstatus mahasiswa, entahlah apa hanya perasaan saya saja atau juga dirasakan oleh teman-teman yang lainya.
Dan dari grup whatsapp ini pula saya baru mengetahui kalau teman saya Rina Susanti seorang penulis, "WOW" itulah kata yang spontan keluar dari mulut saya ketika mengetahui bahwa Rina akan melaunching sebuah buku bersama sahabatnya Arin yang juga seorang penulis. karena di lubuk hati saya yang terdalam saya juga ingin menjadi penulis. Menulis adalah hobi lama saya yang sempat terabaikan, kini mulai merekah kembali sejak berkomunikasi dengan Rina.
Tanpa pikir panjang saya langsung memesan buku baru Rina tersebut judulnya "Mommylicious" dari judulnya saja kita sudah bisa menebak-nebak isi nya ya, hehehe.
Dua hari berselang buku sampai di tangan saya, tanpa ba bi bu saya langsung hajar melahap buku tersebut sampai habis. Buku ini bercerita tentang suka duka menjadi Ibu dalam menjalani hari-hari bersama buah hati yang dikemas sederhana, ringan dan menarik seakan-akan kita sedang mebaca curhatan dua orang Ibu tentang keseharian mereka.
Hampir semua cerita dua Mama di buku ini, serasa membaca kehidupan sendiri, terutama cerita Mama Rina, mungkin karena latar belakang saya dengan Rina yang tak jauh berbeda selain usia dua buah hati saya sama dengan usia buah hati Rina, Azka seusia putri sulung saya sedangkan Khalif seusia juga dengan si bungsu saya. Seperti cerita Azka yang sering memberikan bunga buat Mama Rina, persis banget dengan si sulung saya yang jika pulang bermain dia akan membawakan setangkai bunga yang dia petik entah dari pinggir jalan atau tetangga. Cerita lainnya, ketika Azka menulis surat cinta buat Mama Rina atau Abi nya, kejadiannya juga kurang lebih sama dengan si sulung saya, setiap kali dia melakukan sesuatu yang saya tidak suka, dia akan memberikan kejutan kepada saya, seperti memberikan secarik kertas yang bertuliskan,
"bunda maafkan uni, uni sayang bunda", 
hati Ibu mana yang tidak akan luluh, marah pun reda dengan sendirinya.
Banyak lagi kejadian yang diceritakan di buku ini yang mungkin Ibu-Ibu di luar sana pun pernah mengalaminya, kalau saya ulas dan ceritakan semua tentu akan jadi sebuah buku pula nantinya karena kepanjangan, hehehe.
Jadi buat Ibu-Ibu, Bapak-Bapak, calon Ibu atau calon Bapak yang belum punya buku ini, buruan beli, hehehe Rin saya kecipratan royalti ya....

Mejeng dengan Buku Mommylicious


Jumat, 06 Februari 2015

Mandor Bangunan is My Side Job

Ternyata target postingan tulisan ke blog ini tak semudah yang diharapkan tadinya empat setiap minggu pada kenyataan baru bisa dua postingan, karena kesibukan yang semakin padat beberapa minggu ini. Selain urusan domestik rumah tangga dan produksi rendang, saya disibukkan jadi mandor bangunan.
Rumah kami memang belumlah rampung sejak direnovasi satu tahun yang lalu karena terkendala biaya yang mandeg ditengah jalan akibat tukang yang tidak profesional sehingga di sana sini harus dibongkar pasang.. Tentu saja tak sedikit biaya yang harus dikeluarkan karena bahan seperti semen, pasir dan keramik harus dibeli ulang pastinya over budget. Pembangunan terpaksa dengan berlapang dada berhenti sampai lantai satu saja dengan hanya satu kamar tidur yang bisa ditempati. 
Suatu hari ibu saya berkunjung ke rumah kami yang mengharuskan kamar di lantai dua harus ada yang sudah bisa ditempati. dengan sedikit memaksakan diri dan mengencangkan ikat pinggang yang memang sudah ketat menjadi diperketat lagi hingga membuat agak sesak bernafas dan perut terlihat rata, tak apalah biar terlihat langsingan, hehehehe. Akhirnya satu kamar lantai atas diirampungkan dalam empat hari dan siap ditempati Ibu saya, sementara ruangan yang lain ya masih begitu deh......
Selang satu tahun lebih dua bulan, pengerjaan rumah dilanjutkan kembali, kali ini setengah memaksakan karena setiap hujan rembesan airnya sampai ke kamar dan dapur, akibat tembok bagian luar belum diplester, situasi demikian membuat tidak nyaman sekali. Alhamdulillah kali ini rezekinya lagi ada ya pengerjaan dilanjutkan. Mudah-mudahan dana yang ada sampai lantai dua nyaman untuk ditempati dan anak-anak bisa punya kamar sendiri. Mereka sudah berkhayal punya kamar sendiri sampai membayangkan nanti interior kamarnya mau seperti apa, saya cuma bisa menyuruh mereka berdoa agar dana yang ada mencukupi untuk interior yang mereka bayangkan, karena sebenarnya saat ini dana sudah mulai menipis padahal baru sampai pemasangan plafond dimana kami memilih plafond gipsum yang ternyata relatif mahal dibanding jenis plafond lainnya.
Sampai di sini dulu ya, karena tugas sebagai mandor sudah memanggil.

Minggu, 01 Februari 2015

Telur Dadar Rendang

Sebagai juragan rendang,ehm ehm :) rendang selalu tersedia di rumah saya walaupun hanya sekedar bumbunya saja sisa produksi. Biasanya bumbu tersebut saya bagi-bagi sebagai sampel untuk tetangga, ibu-ibu pengajian atau yang sedang bertamu ke rumah. Walaupun sudah saya bagi-bagikan tetap saja ada yang bersisa di rumah. Tak jarang jika kehabisan ide dalam memasak bumbu rendang akan jadi pilihan sebagai campuran dalam memasak, ibaratnya sebagai penyedap lah, biasanya anak-anak saya akan lahap makannya jika saya buat telur dadar rendang.

bumbu rendang
Cara membuat telur dadar rendang sangatlah gampang, ambil satu sendok bumbu rendang tambahkan sedikit garam kemudian masukkan dua butir telur ayam, kocok sampai rata, panaskan wajan dengan sedikit minyak, masukkan telur dan bumbu rendang yang sudah dikocok rata tadi ke dalam wajan, masak sampai matang. Telur dadar rendang siap dihidangkan. 
Namun jika ingin lebih lengkap tambahkan ke dalam kocokan telur dan bumbu rendang di atas, tahu kuning atau putih satu yang berukuran sedang yang sudah dihancurkan, tambahkan sedikit wortel yang sudah diparut, aduk rata semua bahan dan siap digoreng.
Jangan ditanya rasanya maknyus banget, sayangnya belum sempat didokumentasikan, telur keburu habis disantap, insya allah lain waktu saya akan foto penampakan telur dadar rendang tahu wortel, halah panjang banget namanya.
Selamat mencoba.

Belajar Bersepeda di Rumah

Aka anak ke dua saya yang baru berumur 3 tahun Februari ini sedang senangnya belajar bersepeda, sampai-sampai sepedanya harus di masukan ke dalam rumah, padahal biasanya di simpan di garasi saja. Akibat sepeda yang dari luar di bawa ke dalam rumah lantai jadi penuh dengan pasir, tak jarang meninggalkan jejak lumpur karena sekarang lagi musim hujan. Tapi tak apalah biar Aka cepat lancar bersepadanya jadi dia bisa ikut bersepeda sendiri tanpa harus dibonceng Uni panggilan sayang kakaknya, karena tak jarang jika Uni capek membonceng Aka, sampai rela berlarian mengikuti Uni yang tiap sore bersepada keliling komplek, kasian ya. Saya suka sedih lihat Aka berlarian mengejar Uni bersepeda tak jarang Aka terjatuh sampai meninggalkan bekas luka di lututnya. Saya sudah sering menegur Uni agar selalu membonceng Aka, kalau capek berhenti dulu istirahat tapi Uni akan menjawab dengan berbagai alasan.
Berkat kegigihan Aka belajar sepeda, dan kesabaran saya untuk sebentar-sebentar membersihkan rumah dari bekas kotoran yang ditinggalkan sepeda Aka, hehehehe sekarang Aka sudah mulai bisa walaupun belum terlalu lancar setidaknya sekarang Aka tidak harus berlarian mengikuti Uni bersepeda tapi mengikuti pelan-pelan sambil menggoes sepedanya sendiri.

Jumat, 23 Januari 2015

Grup Whatsapp Fenomenal

Seminggu ini satu tulisan pun ga ada yang rampung, mentok sampai draf saja karena terbentur kesibukan yang super duper padat, ceile gayanya, padahal sibuk ikutan kuis di  grup whatsapp temen-temen semasa kuliah.
Grup whatsapp satu ini lagi keranjingan ngadain kuis sampai bikin hape harus dicharge berulang-ulang malah sempet ngeheng, bayangin saja pesan yang masuk sampai banyak banget saat saya di luar dan tak bawa powerbank, padahal hape mati hanya beberapa jam, setelah magrib saya sampai di rumah dan buka hape, wow 1010 unread message, gila ga tuh. Saya juga heran entah kenapa grup satu ini suka rame banget, mungkin membernya orang-orang "gila" semua deh, hahahaha, grup ini entah berapa kali ganti nama menyesuaikan dengan trending topic di grup, ga pernah mati gaya, kalaupun ada, paling sesaat ga sampai berhari-hari. Banyak bahasan yang jadi obrolan di grup ini mulai tanya jawab masalah parenting, kesehatan, politik sampai hal-hal yang ga penting bisa jadi penting kalau dibahas di sini.
Menginjak satu tahun terbentuknya grup ini, banyak hal positif yang terjadi pada kehidupan saya khususnya, seperti lahirnya rendang nendang yang fenomenal, semangat ngeblog tumbuh lagi dan hari-hari yang saya jalani selalu ceria walaupun masalah pasti ada tapi tak pernah mengendap berlama-lama malah menguap entah kemana jika saya sudah buka grup whatsapp ini, hihihihi.
Kembali ke cerita kuis yang lagi rame dan seru-serunya, semua member tanpa paksaan dan suka rela bergantian membuat kuis yang hadiahnya bisa dibilang sederhana dan tentunya masing-masing bisa membeli sendiri tapi ini bukan masalah hadiahnya tapi semangat berbagi kecerian dan kebahagian dengan cara sederhana yang sangat berkesan, ini menurut saya loh, ga tau member yang lain :)  
Kuis ini ternyata bikin rusuh, gimana ngga rusuh pertanyaan kuisnya ajaib dimana kami ga bisa nanya ke mbah google, karena pertanyaannya ya begitu deh, mau tau contoh pertanyaannya? 
1. Sebutkan dua warna kesukan Wulan,
pertanyaan kuis ini menjadi awal dan paling terusuh menurut saya, dan hadiahnya sendal Bali.
2. Sebutkan nama murid-murid bimbel Neni yang ada difoto,
tuh aneh kan, kita disuruh sebutkan 9 orang yang ada di foto,hadiahnya kerudung cantik.
3. Sebutkan kepanjangan dari nama suami Merry
Hahahaha ini pertanyaan dari saya buat teman-teman di grup hadianya pulsa 10 ribu.
Begitulah sekilas cerita grup ini, mudah-mudahan kebersamaan dalam grup ini tetap langgeng sepanjang masa dan banyak lagi melahirkan hal-hal positif lainnya.


Jumat, 16 Januari 2015

Cerita Anak Kelas Satu SD

Sheera adalah anak sulung saya yang biasa dipanggil Uni di rumah. Uni bersekolah di SDIT yang berada tak jauh dari perumahan tempat kami tinggal, dan itu menjadi salah satu alasan kami memilih sekolah untuk Uni karena jarak yang tak jauh dari rumah selain itu mutu juga jadi pertimbangan tentunya walupun sebenarnya kami belum melihat secara nyata karena baru 6 bulan Uni bersekolah di sana, ya iya la baru juga kelas 1. Uni sekolah dari Senin sampai Jum'at, setiap harinya berangkat sekolah jam 06.45. Jam sekolah untuk kelas 1, masuk jam 07.00 pulang jam 14.00 sedangkan Jum'at pulang jam 11.00. Kegitan pagi hari di sekolah mengaji dan sholat dhuha bersama, baru jam 08.00 kegiatan belajar mengajar dimulai begitu setiap harinya kecuali Senin upacara bendera dan Jum'at senam bersama. Karena sekolahnya Senin sampai Kamis pulang jam 14.00, tentunya saya harus menyiapkan bekal makan siang dan snacknya untuk jam istirahat. Awal masuk sekolah saya tak biasa memberikan uang jajan buat Uni karena takut dia jajan sembarangan, sesekali saja saya memberi dia jajan, namun akhirnya saya hentikan karena seringkali uangnya hilang, sampai suatu hari saya menerima SMS dari wali kelasnya meminta saya datang ke sekolah untuk membicarakan perkembangan Uni. Besoknya saya langsung datang menemui wali kelasnya, alangkah kagetnya saya apa yang telah dilakukan Uni, ternyata selama ini dia suka minta dijajanin sama temannya, oh no...........!!!!!!!!!!!!. Malunya saya bukan kepalang, singkat cerita saya datang lagi keesokkan harinya ke sekolah dengan maksud mengganti uang temannya yang pernah dia mintain, sayang sekali wali kelasnya tak masuk hari itu, saya inisiatif masuk kelas pagi itu sebelum guru yang menggantikannya masuk, saya tanya semua teman-teman Uni siapa saja yang sudah dimintain jajan kemudian saya ganti uang mereka.
***
Saya memang biasakan selalu memantau perkembangan Uni melalui wali kelasnya minimal dalam dua minggu saya akan menemui wali kelasnya untuk sekedar menanyakan bagaimana perkembangan Uni di sekolah, Alhamdulillah sejauh ini Uni baik-baik saja dalam menangkap pelajaran dia bagus dan cendrung pintar tapi Uni orangnya tak bisa diam dalam waktu yang lama, dia akan keluar jika dia mulai bosan atau berjalan-jalan menghampiri temannya, hal itu memang tak bisa saya pungkiri karena Uni memang anak yang istimewa kenapa saya bilang istimewa? karena hasil konsultasi dengan Phsykolog di TK Uni tergolong anak di grey area, maksudnya normal seperti anak-anak kebanyakan tidak, Anak berkebutuhan khusus juga tidak. Hasil Physikotesnya, IQ Uni malah diatas rata-rata anak seumurannya, tapi kelemahannya dia tak bisa melakukan hal monoton dalam waktu lama, saya kurang pandai menjelaskannya secara ilmiah di sini, kata Physikolognya tak perlu khawatir hal ini lama kelamaan juga hilang sendiri jika dia melakukan terapi berenang.
Akhirnya Uni saya masukkan les berenang untuk terapi, Alhamdulillah perkembangannya cukup bagus, setelah 6 bulan les berenag, sekarang dia sudah bisa berenang di kedalaman 2 meter, selain itu Uni mulai bisa diam dalam waktu agak lama di banding biasanya, namun sampai sekarang dia belum bisa mengikuti upacara bendera karena kelemahannya itu tadi.


Semester ke dua dimulai, minggu pertama berjalan lancar tak ada kendala berarti baik dari cerita Uni setiap pulang sekolahnya, demikian juga laporan dari wali kelasnya. Sampai Juma'at minggu ke dua, pulang sekolah Uni tak ceria seperti biasanya, dan baru saya ngeh kenapa dia begitu dari cerita dia berikut ini:
"Bunda, Uni kemaren di sekolah dituduh Ayesa ngambil uang Ayesa, terus bu guru bilang gini, Sheera jangan gitu lagi ya, padahal Uni kan ga ngambil."
Saya tentu saja kaget dan sedikit emosi mendengarnya, langsung saja saya hampiri Uni untuk meminta dia bercerita dari awal kejadian yang dia alami di sekolah. "Kenapa Uni ga cerita dari kemaren?, terus Uni bilang apa ke Ayesa sama Bu guru?",saya bertanya sambil merangkul pundak Uni.
Uni langsung bercerita dari awal kejadiannya, 
"Pagi itu bunda kasih Uni jajan 5000 kan, terus di sekolah Uni jajan 1000 di kantin, kembaliannya 4000 terus pas Uni masuk kelas Ayesa lihat dan bilang "Sheera kamu ngambil uang aku ya 4000?", Uni jawab nggak ini kembalian aku, Bu guru panggil Uni kayak yang Uni ceritain tadi terus Uni jelasin lagi itu uang kembalian Uni dari kantin, terus pas Uni baris mama Ayesa nyamperin Uni bilang gini, "Sheera jangan nakal sama Ayesa ya", udah ah bunda Uni ganti baju dulu", dia langsung ke lemari mengambil baju ganti.
Setengah emosi saya langsung telepon wali kelasnya setelah mendengar cerita dari Uni.
"Assalamualikum bu, saya mau cross check cerita anak saya bu, anak saya...................." saya langsung berondong dengan pertanyaan tanpa menunggu wali kelasnya menjawab salam saya.
"Bu saya ga mau anak saya dikambing hitamkan dengan hilangnya uang murid di kelas, kalau anak saya salah saya akan bertanggung jawab seperti waktu itu, ibu kan lihat sendiri banyak perkembangan anak saya jangan sampai saat tindakan saya mengganti uang teman-temanya waktu itu menjadi pembenaran bahwa memang anak saya mengambil uang temannya yang lain, dulu dia belum mengerti apa itu uang setelah kejadian itu dia sudah tahu dan tindakan meminta ke temannya itu tidak baik, perlu Ibu ketahui sebelum kejadian anak saya meminta jajan ke temannya, saya sempat membekali dia uang jajan tapi sering kali hilang, hal itu pernah saya laporkan ke Ibu kan dan Ibu membenarkan beberapa wali murid mengadukan hal yang sama, padahal dia pernah bilang diambil si Anu, tapi saya ga menggubris ucapan anak saya, malah saya bilang mungkin dia lupa atau jatuh uangnya, karena saya pikir mungkin dia lagi kesal sama si Anu terus bilang si Anu ngambil uangnya, saya ga main tuduh saja kan bu, sampai sekarang saya tanya Ibu belum tahu juga siapa pelakunya, jangan sampai anak saya yang jadi tertuduh untuk hal yang tidak dilakukannya, Kalau perlu saya difasilitasi untuk bertemu mama Ayesa untuk tahu duduk permasalahannya."
Wali kelas Uni mendngarkan penjelasan saya di atas dengan meng iya-iya kan saja.
Senin pagi saya temui Wali Kelasnya Uni, untuk minta maaf kalau waktu itu saya agak emosi menelepon, dan beliau memahami dan menjelaskan hasil invetigasinya ternyata sama dengan cerita Uni, dan dia menyarankan untuk melupakan kejadian tersebut, karena anak-anak juga sudah lupa. Walaupun sebenarnya saya belum puas dengan tindakan melupakan kejadian ini, tapi ya sudahlah mudah-mudahan ke depan jangan terjadi hal yang sama baik itu ke anak saya maupun anak-anak lainnya. Harapan saya sekolah mestinya lebih bijak menindaki kejadian atau laporan yang diterima dari murid maupun wali murid.
Jadikan sekolah hanya sebagai pelengkap untuk anak-anak kita, didikan, bimbingan dan pendampingan yang utama tetap dari keluarga tentunya.
***

Kamis, 15 Januari 2015

Koci Maafkan Uni

"Ma kecek'an ka si Merry tu rang nda suko nyo nanyo-nanyo mode tu do, kok ka mananyo elok-elok se"
( kasih tau ke Merry kalau saya ga suka dia nanya-nanya tentang itu, kalau mau nanya jangan gitu caranya )
Begitulah jawaban adik saya dengan suara yang terdengar emosi dengan memanggil nama saya biasanya dia panggil saya dengan sebutan Uni yang artinya kakak perempuan, saat ditelepon oleh Ama panggilan saya buat ibu saya. Bukan tanpa alasan adik saya emosi menjawab pertanyaan Ama yang sebenarnya titipan pertanyaan saya buat adik saya yang nomer tiga itu, saya memang agak ga sabaran dengan adik saya itu sebut saja nama nya Koci panggilan kesayangan saya buat dia, bagaimana tidak Koci adalah adik saya yang paling good looking dibanding dua adik laki-laki saya yang lain, sejak ABG dulu dia selalu jadi primadono apa primadani bagusnya yah?, hahaha (istilah yang aneh) diantara teman-temannya tak sedikit gadis-gadis sebaya yang naksir sama dia dan berusaha menelepon (waktu itu belum ada HP) ke rumah saya sekedar ingin berbincang dengan dia, tapi tak satu pun yang digubris oleh Koci, huh bener-bener cool adik saya yang satu ini. Dan sekarang di usia Koci yang ke 30 tahun dia belum juga memperkenalkan calon yang akan dijadikan pendamping hidupnya, padahal kalau dilihat secara fisik wah ga kalah keren dengan Al ghazali putra pesohor negeri ini, jangan terlalu percaya ya namanya juga penilaian seorang kakak, dari segi materi alhamdulillah sudah mapan dengan posisi yang menjanjikan di kantornya kalau segi agama ya adik saya memang tergolong biasa-biasa saja, makanya Ama pengen sekali kelak yang menjadi jodohnya muslimah yang taat yang bisa membawa dia menjadi muslim yang taat juga, aamiin
Menurut Ama pernah suatu hari Koci memperkenalkan seorang gadis sebagai temannya, dari penampilan masih menurut Ama gadis ini cantik sekali, namun pas ditanya Koci bilang belum masih temenan dulu, sedangkan Ama inginnya Koci jangan lama-lama, 
"nda elok lamo-lamo bana bakawan tu do, kok bisa dipacapek apo salahnyo",yang artinya "ga baik berlama-lama berteman dengan gadis itu, kalau bisa dipercepat lebih baik" kata Ama berharap Koci segera meminang gadis tersebut untuk menjadi istri. Ternyata ga berapa lama setelah itu pertemanan mereka bubar.
Suatu sore masih cerita Ama nih Koci membawa gadis lain yang dia kenalkan sebagai teman ke rumah, pas ditanya ternyata jawaban Koci masih sama temenan dulu. Kami sekeluarga sudah tak sabar ingin melihat Koci segera menikah biar ada yang ngurus, ada yang masakin dan tentu hidup dia lebih teratur, itu saja kok, tapi itu masalahnya jodoh rahasia Illahi Robbi tak tahu kapan datangnya.
***
Sembilan tahun yang lalu saat galau melanda karena jodoh belum juga ada tanda-tanda, saya sempat kesal saat ditanya kapan nih nikahnya? atau udah ada calon belum? atau pertanyaan-pertanyaan sejenis yang bikin galau semakin membara tiada tara. Berbeda dengan Koci, saya selalu menjawab dengan optimis, "insya allah dalam waktu dekatlah" padahal saat itu belum ada tanda-tanda saya akan bertemu jodoh, terus kalau ada yang tanya, "udah ada belum jodohnya?", saya akan menjawab dengan tak kalah optimisnya "ya insya allah ada dong", padahal dalam hati meringis menahan tangis. Cukup lama saya bergulat dengan galau yang ilang timbul saat itu, tapi hebatnya saya selalu berfikir optimis bahwa jodoh saya tak akan lama lagi. Benar adanya apa yang kau pikirkan itulah yang akan terjadi, setahun kemudian tepat di umur saya yang ke 27 tahun saya benar-benar menemukan jodoh saya yang sekarang menjadi suami dan ayah dari dua putri saya yang soleha, sehat dan cantik jelita tentunya, aamiin.
***
Kembali ke cerita Koci adik saya, akhirnya telepon ditutup Ama dengan diakhiri permintaan maaf saya yang saya titipkan melalui lisan Ama. Saya berjanji tak akan mengulangi pertanyaan konyol itu lagi pada adik saya yang tampan satu ini, walaupun sebenarnya pertanyaan itu terlontar karena wujud kasih sayang saya pada dia. Ya sudah lah setiap orang pasti berbeda dalam cara menyikapi sesuatu, saya mungkin bisa bersikap optimis dalam menjawab sebuah pertanyaan yang sebenarnya saya tidak suka, lain lagi dengan Koci adik saya dia lebih emosi menanggapinya, 
Mudah-mudahan Koci menemukan jodoh yang tepat buat dia yang benar-benar bisa membuat dia semakin mendekat pada Illahi Robbi, tidak hanya sayang sama dia tapi juga sayang sama kami keluarganya, aamiin.
Lebaran 2006

Rabu, 14 Januari 2015

Sekilas Cerita dan Rendang Nendang

Awal tahun niatnya bisa posting empat tulisan dalam seminggu ternyata udah tanggal segini bener-bener baru empat postingan, hhhuuuuffffff, narik nafas dalam-dalam. Sebenernya ide sih banyak ya, tapi ya begitu sebatas ide aja yang nyangkut di kepala, buat nulis ada saja kendalanya, mulai urusan domestik rumah tangga sampai urusan yang ga ada sangkut pautnya dengan siapa-siapa alias urusan-urusan yang tak penting begitu. Baiklah mau tahu cerita-cerita saya berapa hari ini, oke stay tune terus ya, ceile sok nya coba baca lagi bener ga tuh bahasa inggrisnya.
Mmmmm, tuh bingung lagi mau nulis apa dan cerita apa ya, oke deh mulai dari cerita ga penting dulu aja kali yah. Gini lho saya kalau udah buka sosial media aduh deh waktu jadi ga berasa ada-ada aja postingan teman yang menggoda untuk dibaca tapi habis baca kadang dapat manfaat tapi sering juga mumet sendiri, padahal niat awal buka notifikasi aja eh keterusan baca artikel atau postingan. Tahu-tahu sudah berapa jam waktu tersita dan ga jarang pekerjaan pokok terbengkalai. Belum lagi nungguin kuis yang diadain temen di grup whatsapp menyita waktu banget karena kuisnya tebak gambar, wuih rempong deh karena smartphone saya lola banget alias loading lama buat mengunduh gambar, lain waktu saya akan ceritakan keseruan grup whatsapp saya yang satu ini.
Kita tinggalkan soal ga penting di atas sekarang saya akan cerita kesibukan saya sebagai pebisnis, ehm ehm, sombong sekali padahal itungannya juga masih pemula, hehehehe, Alhamdulillah setahun ke belakang saya punya kesibukan sebaga mompreuner biar gaya dikit yah pake Inggris, tepatnya di bidang kuliner sebut saja rendang nendang ya, awalnya coba-coba lama-lama diseriusin sampai sekarang. Ide bikin rendang muncul gara-gara celetukan seorang teman semasa kuliah di grup whatsapp yang ditindaklanjuti setelah reunian. Awalnya saya dan teman sepakat buat bikin sampel dulu terus kita bagikan secara acak ke teman-teman yang di grup whatsapp berlanjut ke sosial media dengan cara menyelenggarakan kuis jadi pemenangnya berhak mendapat sampel rendang dari kita, setelah rendang mereka coba, mereka wajib memberi testimoni. Pas baca testimoni degdegan karena ga jarang mendapat kritikan pedas sesuai rasa rendangnya lah, tapi intinya semua itu untuk perbaikan ke depannya. Wuih seru deh dari awal terjadinya usaha rendang ini. Setelah berapa lama menunggu izin dari Dinas Kesehatan keluar juga nih Senin kemaren tepatnya, Alhamdulillah, ini tak pamerin fotonya,


Setelah keluarnya izin dari Dinas Kesehatan tentu nomer izin PIRT nya juga keluar jadi bisa memudahkan langkah rendang nendang masuk ke perusahaan retail sehingga bisa beredar dan mejeng di super market besar dalam waktu dekat, aamiin.
Harapan saya, ih siapa yang nanya? semoga usaha rendang ini terus berjalan dan berkembang menjadi besar di tengah kompetitor-kompetitor yang sangat banyak dan luas rendang nendang bisa berjaya dan merdeka, apaan sih. Saya percaya dan yakin "Rezeki tak akan pernah tertukar", yang penting terus giat berusaha dan berdoa tak lupa terus belajar untuk menjadi lebih baik dan baik lagi tentunya, ini mah self reminder judulnya. Sekian dulu cerita saya kali ini, insyaallah jika ada umur dan waktu kita jumpa lagi dengan cerita lainnya.





Minggu, 11 Januari 2015

Kasih Ibu

Tulisan ini pernah saya ikutkan untuk lomba "Andai Ku Tahu Ibu" yang diadakan oleh BNI Syariah dan Wolipop, Alhamdulillah belum menang, mudah-mudahan lain kali bisa ikut lomba lagi.

Kasih Ibu bagai sang surya menyinari dunia, hanya memberi tak harap kembali,seperti itu lah gambaran Ibu saya. Bapak saya meninggal tahun 1999 saat saya kuliah tingkat satu di salah satu universitas negeri di Bandung dan 3 adik saya masih bersekolah SD, SMP dan SMA, tentu saja tidak sedikit biaya yang dibutuhkan untuk membesarkan kami. Ibu mengambil alih tugas bapak sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah. Alhamdulillah bapak mewariskan toko yang diteruskan oleh Ibu sepeninggal bapak. Ibu seorang PNS di kota kecil tempat saya dibesarkan, tentu saja profesi Ibu bertambah, sepulang kantor Ibu akan langsung ke toko, begitu setiap harinya, tak kenal lelah, tak ada hari libur, demi mencukupi kebutuhan anak-anaknya, sampai kaki jadi kepala, kepala jadi kaki begitulah ibaratnya. Adik-adik saya menyusul ke Bandung untuk meneruskan kuliah, Alhamdulillah mereka juga diterima di universitas negeri, hal itu juga yang membuat Ibu bersemangat dan tak lelah untuk terus bekerja dan berusaha. Kadang penghasilan Ibu tak bisa mencukupi kebutuhan kami kuliah, hingga Ibu harus pinjam sana pinjam sini. Setamat kami kuliah Ibu masih terus bekerja sepanjang hari untuk melunasi hutang, dan keinginan Ibu untuk berangkat haji pun harus ditunda karena hutang Ibu yang tak sedikit. Saat kami anak-anaknya sudah mandiri Ibu bersikukuh tidak mau membebani, Ibu rela mengumpulkan uang pensiunannya untuk nanti berangkat haji, niat kami ingin membantu tak digubris Ibu. "melihat kalian mandiri dan jadi orang sudah cukup bagi Ibu", itulah jawaban Ibu setiap kami ingin membantu. Begitu mulia seorang Ibu, tak kan terbalas jasanya walau semua yang kami punya berikan untuk Ibu. Doa kami untuk Ibu, semoga Allah limpahkan kesehatan untuk Ibu agar kelak keinginan Ibu untuk berangkat haji terealisai, aamiin.

Rabu, 07 Januari 2015

Hidup Lebih Produktif Saat Kesibukan Menumpuk

Saat saya memutuskan resign demi keluarga, ternyata tak seperti bayangan, saya dilanda kejenuhan dan krisis PD yang luar biasa. Biasa punya uang sendiri tiba-tiba uang dijatah sama suami belum lagi pekerjaan rumah ga ada habisnya, kadang ulah anak sangat menjengkelkan, ketemu teman yang statusnya working mom minder langsung mendera tiada tara dan berdarah-darah sampai jatuh ke tanah (lebay banget) tapi begitulah kira-kira apa yang saya rasa. Tak sampai disitu jenuh luar biasa melanda sampai saya ga bisa berbuat apa-apa, saat itu iman belum kuat di dada jadi sabar dan sukur jauh dari jiwa. Apalagi ada selentingan dari orang yang baru dikenal, "sayang ih capek-capek kuliah cuma di rumah aja", aduh sakitnya tuh disini, sambil nangis bombai tepokin dada.
Seiring berjalannya waktu keimanan pun perlahan semakin membaik, sabar dan sukur mulai diakrabi sehingga berbanding lurus dengan kehidupan ekonomi yang ikut membaik. Saya dan keluarga sudah tinggal di rumah yang jauh lebih bagus, lingkungan yang nyaman dan pekerjaan rumah sudah tak berat seperti biasanya, karena ada asisten rumah tangga yang mengerjakannya, namun kehidupan saya masih biasa-biasa saja hanya fokus pada perkembangan anak-anak, kadang sesekali jenuh masih melanda sampai suatu hari saya tersadar  kalau hidup saya harus berubah. Seperti firman Allah SWT di dalam Al qur'an,

“….Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum itu sehingga mereka sendiri mengubah nasib mereka….” (Ar-Ra’du:11)

Momentum pengusir galau, saya mulai dengan menekuni bisnis, gara-gara saat itu saya suka baca buku Ippho Santosa dan Jaya Setiabudi. Bisnis pertama saya adalah buka mini market di rumah, ceile bilang aja warung gitu, hehehe biar keren dikit. Alhamdulillah bisnis perdana saya itu berhasil gulung tikar, hahahaha ketawa menghibur diri, tapi saya tetap semangat dan patah arang mencoba berbagai bisnis, namun semua bernasib sama, ya sudah la.
Cukup lama saya menyepi dari dunia perbisnisan, cuih sok ye banget, sampai akhirnya reunian dengan teman-teman semasa kuliah dulu, ternyata mereka bawa perubahan besar buat hidup saya yang diskenariokan oleh sang pencipta alam semesta, mereka orang-orang hebat semua dengan berbagai latar belakang profesi. Kongsi bisnis pun terbuka lebar dan berbagai bisnis pun tercipta. Selain itu diantara mereka ada bloger-bloger handal yang sering memenangkan lomba penulisan dan penulis di berbagai media nasional yang oke punya, melihat mereka membuat saya termotivasi untuk mulai menulis lagi, hobi lama yang sempat terlupa karena galau sering datang mendera, hadeuh.....
Alhamdulillah sekarang saya hidup jauh lebih dinamis dan tidak statis lagi, hehehe. Sekarang segudang kesibukan sebagai istri dan ibu dua putri, dengan bisnis kuliner yang sedang menapaki diri dan mulai berjalan yang insyaallah akan terus berkembang dan membesar, aamiin. Di sela kesibukan saya masih sempat untuk menulis dengan menjadi bloger, dan belum lama ini naskah perdana saya lolos untuk sebuah buku antologi. Hidup saya terasa lebih produktif saat kesibukan menumpuk padahal kalau dipikir-pikir dulu banyak waktu luang yang seharusnya saya bisa berkreasi dengan banyak menulis tapi toh malah banyak waktu percuma dengan sibuk bergalau ria, hadeuh mohon maaf banyak merusak kaidah berbahasa nih.
Jadi buat full mom di luar sana yang pernah mengalami hal yang sama ayo mari kita bangkit ciptakan generasi yang kuat dari rumah dan tentunya dari kita dulu harus kuat dalam semua hal, baik mental dan spritual, jangan larut dengan kegalauan, ayo belajar untuk terus mendekat pada Dia sang pencipta insyaallah galau bisa dihalau. 

Selasa, 06 Januari 2015

Liburan Murah Meriah di Bandung

Bandung sudah kesohor sebagai tempat belanja. Di sepanjang jalan kota Bandung menjamur outlet yang menjajakan berbagai barang terutama yang berbau fashion dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, belum lagi sorga kuliner berserakan dimana-mana. Tak heran setiap liburan sekolah dan akhir pekan ramai disesaki pendatang dari luar kota, yang ingin menikmati liburan mereka di Bandung, tentu saja macet tak bisa dihindari. Macet tak hanya dalam kota saja tapi merembet sampai ke pinggir-pinggir kota yang memang banyak menawarkan berbagai wahana rekreasi keluarga, tak heran warga Bandung sendiri suka malas ikut-ikutan menghabiskan liburan di luar rumah.
Penghujung liburan sekolah kemaren, saya dan keluarga berkesempatan untuk menikmati kota Bandung, sebenernya memang saya tinggal di Bandung, hehehe, nah lho?. Kebetulan Ibu saya yang dari luar kota sedang berkunjung ke Bandung, jadi kami sekalian mengajak beliau menikmati kota Bandung tercinta.
Kali ini saya akan bercerita tentang liburan yang murah meriah di kota Bandung, mau tau? yuk mare...... :)
Sejak Bapak Ridwan Kamil menjabat sebagai walikota Bandung banyak hal positif yang beliau benahi, diantaranya halaman mesjid alun-alun dan taman-taman kota. Beliau rombak taman-taman tersebut dan diberi nama-nama keren yang menarik warga untuk datang, sebut saja diantaranya, taman lansia, taman perpustakaan bunga, taman lalu lintas, taman film, taman jomblo.
Tak pelak membuat saya dan keluarga sebagai warga Bandung penasaran untuk berkunjung ke taman-taman tersebut. Kunjungan pertama adalah mesjid alun-alun kota Bandung yang sekarang sudah disulap halamannya dengan sangat asri walaupun cuma dengan rumput sintetis tapi suasana jadi adem, dilengkapi dengan beberapa permainan anak-anak, seperti ayunan dan prosotan, wah dijamin anak-anak akan betah berlarian kian kemari, dengan catatan jangan pas matahari sedang panas-panasnya, biar enak datangnya pagi sekalian sekitar jam tujuh an atau sekalian sore sekitar jam empat atau lima an. Sedangkan datang pas matahari lagi terik siap-siap saja rumputnya panas. Bekal makanan dan minuman jangan lupa karena yang dangang ga diijinini mangkal di dalam kawasan mesjid, terus bawa kantong plastik buat nyimpan sendal atau sepatu, enaknya lagi pas waktu sholat kita bisa segera sholat di mesjid yang super adem ini. Setelah asik menikmati halaman mesjid, kita bisa naik ke menara mesjid dan oya jangan khawatir gempor ke atasnya karena fasilitas lift tersedia di sini. Dari atas menara mata kita akan disuguhi pemandangan hiruk pikuk keramain di sekitar alun-alun.
Setelah puas di kawasan mesjid buat ibu-ibu yang doyan belanja atau cuma sekedar window shopping bisa ngacir bentar ke pusat perbelanjaan yang ada di sekitar alun-alun, wah dijamin betah deh karena banyak sekali pusat perbelanjaan yang ada di sekitar alun-alun tersebut
pemandangan dari atas menara mesjid
halaman mesjid alun-alun



Beranjak dari Alun-alun kita main ke Taman Lansia. Jika perginya bersama keluarga sebaiknya minggu pagi karena banyak yang berjualan di sekitar taman jadi saat anak-anak bersama ayahnya menikmati naik kuda dan andong, ibu-ibu bisa belanja dengan tenang, hehehe, tapi hati-hati jangan sampai kalap ya, karena barang-barangnya berkualitas, yang biasa nangkring di mall, outlet bahkan butik sekali pun ada di sini dengan harga sangat terjangkau alias dibawah harga saat barang tersebut nangkring di mall, outlet atau butik. Kebayangkan mulai dari kelas menengah bawah sampai kelas atas tersedia. Sayangnya ga ada lahan buat parkir, jadi untuk parkir mobil saja kami harus berputar dulu hingga menemukan bahu jalan yang kosong.
Tak jauh dari Taman Lansia tepatnya di sebelahnya ada taman lagi yaitu Taman Pustaka Bunga, nah ini cocok bagi pecinta tanaman dan bunga, di sini kita disuguhi berbagai macam tanaman yang dikreasikan dengan sangat kreatif, sayangnya saya tak bisa menikmati taman ini secara keseluruhan karena anak saya yang besar pengen BAB alhasil kami segera cao dari taman pustaka bunga tersebut.
berkuda sepanjang taman lansia

Perjalanan hari itu kami tutup dengan bermain di Taman Lalu Lintas. Di sini banyak menawarkan wahana permainan yang relatif murah, dari kolam renang sampai flying fox, dijamin anak-anak akan betah.
taman lalu lintas

taman lalu lintas

taman lalu lintas

Insyaallah kalau dapat ide dan mood lain waktu saya akan cerita lebih detail lagi ya,karena kesibukan yang padat ceritanya saya persingkat saja.

Kamis, 01 Januari 2015

Penggalan Tulisan lama

Ceile judulnya keren banget, padahal pas lagi ga punya ide, buka-buka lepi nemu file lama yang belum rampung. Sayang juga kalau dibuang, mending diposting ke sini aja ya biar rame blog nya, biar keliatan produktif nulisnya, hahaha bilang aja ga ada pilihan. Dari keterangan umur anak-anak berarti tulisan ini saya tulis lebih dari setahun yang lalu. Mau tau tulisannya berikut saya copas ke sini. Harap dimaklumi aja kalau pas baca, ah gini aja, hihihihi.


Tak terasa sudah lama aku meninggalkan hobi menulisku disebabkan rutinitas yang cukup padat, padahal aku cuma seorang ibu rumah tangga yang full day di rumah, mungkin bagi sebagian orang pekerjaan ibu rumah tangga tidaklah sesibuk ibu yang bekerja diluar rumah, aku sudah merasakan bagaimana ibu yang bekerja di luar rumah, sejak memutuskan menjadi ibu rumah tangga yang full day di rumah ternyata waktu yang 24 jam itu terasa belum cukup, waktu begitu cepat berlari.  Disini aku tak akan bercerita tentang bagaimana sibuknya aku dalam mengurus rumah tangga walau sudah ada asisten rumah tangga yang membantuku setiap hari, aku akan berbagi tentang tingkah polah dua puteriku yang sedang lucu-lucunya, Aira (5y2m) dan Aka (1y9m). Aira biasa dipanggil Uni di rumah yang artinya kakak perempuan, adiknya bernama Afiqah tapi karena lidahnya belum bisa jadi dia menyebut namanya Aka, jadilah Aka nama panggilannya.