Kamis, 15 Januari 2015

Koci Maafkan Uni

"Ma kecek'an ka si Merry tu rang nda suko nyo nanyo-nanyo mode tu do, kok ka mananyo elok-elok se"
( kasih tau ke Merry kalau saya ga suka dia nanya-nanya tentang itu, kalau mau nanya jangan gitu caranya )
Begitulah jawaban adik saya dengan suara yang terdengar emosi dengan memanggil nama saya biasanya dia panggil saya dengan sebutan Uni yang artinya kakak perempuan, saat ditelepon oleh Ama panggilan saya buat ibu saya. Bukan tanpa alasan adik saya emosi menjawab pertanyaan Ama yang sebenarnya titipan pertanyaan saya buat adik saya yang nomer tiga itu, saya memang agak ga sabaran dengan adik saya itu sebut saja nama nya Koci panggilan kesayangan saya buat dia, bagaimana tidak Koci adalah adik saya yang paling good looking dibanding dua adik laki-laki saya yang lain, sejak ABG dulu dia selalu jadi primadono apa primadani bagusnya yah?, hahaha (istilah yang aneh) diantara teman-temannya tak sedikit gadis-gadis sebaya yang naksir sama dia dan berusaha menelepon (waktu itu belum ada HP) ke rumah saya sekedar ingin berbincang dengan dia, tapi tak satu pun yang digubris oleh Koci, huh bener-bener cool adik saya yang satu ini. Dan sekarang di usia Koci yang ke 30 tahun dia belum juga memperkenalkan calon yang akan dijadikan pendamping hidupnya, padahal kalau dilihat secara fisik wah ga kalah keren dengan Al ghazali putra pesohor negeri ini, jangan terlalu percaya ya namanya juga penilaian seorang kakak, dari segi materi alhamdulillah sudah mapan dengan posisi yang menjanjikan di kantornya kalau segi agama ya adik saya memang tergolong biasa-biasa saja, makanya Ama pengen sekali kelak yang menjadi jodohnya muslimah yang taat yang bisa membawa dia menjadi muslim yang taat juga, aamiin
Menurut Ama pernah suatu hari Koci memperkenalkan seorang gadis sebagai temannya, dari penampilan masih menurut Ama gadis ini cantik sekali, namun pas ditanya Koci bilang belum masih temenan dulu, sedangkan Ama inginnya Koci jangan lama-lama, 
"nda elok lamo-lamo bana bakawan tu do, kok bisa dipacapek apo salahnyo",yang artinya "ga baik berlama-lama berteman dengan gadis itu, kalau bisa dipercepat lebih baik" kata Ama berharap Koci segera meminang gadis tersebut untuk menjadi istri. Ternyata ga berapa lama setelah itu pertemanan mereka bubar.
Suatu sore masih cerita Ama nih Koci membawa gadis lain yang dia kenalkan sebagai teman ke rumah, pas ditanya ternyata jawaban Koci masih sama temenan dulu. Kami sekeluarga sudah tak sabar ingin melihat Koci segera menikah biar ada yang ngurus, ada yang masakin dan tentu hidup dia lebih teratur, itu saja kok, tapi itu masalahnya jodoh rahasia Illahi Robbi tak tahu kapan datangnya.
***
Sembilan tahun yang lalu saat galau melanda karena jodoh belum juga ada tanda-tanda, saya sempat kesal saat ditanya kapan nih nikahnya? atau udah ada calon belum? atau pertanyaan-pertanyaan sejenis yang bikin galau semakin membara tiada tara. Berbeda dengan Koci, saya selalu menjawab dengan optimis, "insya allah dalam waktu dekatlah" padahal saat itu belum ada tanda-tanda saya akan bertemu jodoh, terus kalau ada yang tanya, "udah ada belum jodohnya?", saya akan menjawab dengan tak kalah optimisnya "ya insya allah ada dong", padahal dalam hati meringis menahan tangis. Cukup lama saya bergulat dengan galau yang ilang timbul saat itu, tapi hebatnya saya selalu berfikir optimis bahwa jodoh saya tak akan lama lagi. Benar adanya apa yang kau pikirkan itulah yang akan terjadi, setahun kemudian tepat di umur saya yang ke 27 tahun saya benar-benar menemukan jodoh saya yang sekarang menjadi suami dan ayah dari dua putri saya yang soleha, sehat dan cantik jelita tentunya, aamiin.
***
Kembali ke cerita Koci adik saya, akhirnya telepon ditutup Ama dengan diakhiri permintaan maaf saya yang saya titipkan melalui lisan Ama. Saya berjanji tak akan mengulangi pertanyaan konyol itu lagi pada adik saya yang tampan satu ini, walaupun sebenarnya pertanyaan itu terlontar karena wujud kasih sayang saya pada dia. Ya sudah lah setiap orang pasti berbeda dalam cara menyikapi sesuatu, saya mungkin bisa bersikap optimis dalam menjawab sebuah pertanyaan yang sebenarnya saya tidak suka, lain lagi dengan Koci adik saya dia lebih emosi menanggapinya, 
Mudah-mudahan Koci menemukan jodoh yang tepat buat dia yang benar-benar bisa membuat dia semakin mendekat pada Illahi Robbi, tidak hanya sayang sama dia tapi juga sayang sama kami keluarganya, aamiin.
Lebaran 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar