Rabu, 07 Januari 2015

Hidup Lebih Produktif Saat Kesibukan Menumpuk

Saat saya memutuskan resign demi keluarga, ternyata tak seperti bayangan, saya dilanda kejenuhan dan krisis PD yang luar biasa. Biasa punya uang sendiri tiba-tiba uang dijatah sama suami belum lagi pekerjaan rumah ga ada habisnya, kadang ulah anak sangat menjengkelkan, ketemu teman yang statusnya working mom minder langsung mendera tiada tara dan berdarah-darah sampai jatuh ke tanah (lebay banget) tapi begitulah kira-kira apa yang saya rasa. Tak sampai disitu jenuh luar biasa melanda sampai saya ga bisa berbuat apa-apa, saat itu iman belum kuat di dada jadi sabar dan sukur jauh dari jiwa. Apalagi ada selentingan dari orang yang baru dikenal, "sayang ih capek-capek kuliah cuma di rumah aja", aduh sakitnya tuh disini, sambil nangis bombai tepokin dada.
Seiring berjalannya waktu keimanan pun perlahan semakin membaik, sabar dan sukur mulai diakrabi sehingga berbanding lurus dengan kehidupan ekonomi yang ikut membaik. Saya dan keluarga sudah tinggal di rumah yang jauh lebih bagus, lingkungan yang nyaman dan pekerjaan rumah sudah tak berat seperti biasanya, karena ada asisten rumah tangga yang mengerjakannya, namun kehidupan saya masih biasa-biasa saja hanya fokus pada perkembangan anak-anak, kadang sesekali jenuh masih melanda sampai suatu hari saya tersadar  kalau hidup saya harus berubah. Seperti firman Allah SWT di dalam Al qur'an,

“….Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum itu sehingga mereka sendiri mengubah nasib mereka….” (Ar-Ra’du:11)

Momentum pengusir galau, saya mulai dengan menekuni bisnis, gara-gara saat itu saya suka baca buku Ippho Santosa dan Jaya Setiabudi. Bisnis pertama saya adalah buka mini market di rumah, ceile bilang aja warung gitu, hehehe biar keren dikit. Alhamdulillah bisnis perdana saya itu berhasil gulung tikar, hahahaha ketawa menghibur diri, tapi saya tetap semangat dan patah arang mencoba berbagai bisnis, namun semua bernasib sama, ya sudah la.
Cukup lama saya menyepi dari dunia perbisnisan, cuih sok ye banget, sampai akhirnya reunian dengan teman-teman semasa kuliah dulu, ternyata mereka bawa perubahan besar buat hidup saya yang diskenariokan oleh sang pencipta alam semesta, mereka orang-orang hebat semua dengan berbagai latar belakang profesi. Kongsi bisnis pun terbuka lebar dan berbagai bisnis pun tercipta. Selain itu diantara mereka ada bloger-bloger handal yang sering memenangkan lomba penulisan dan penulis di berbagai media nasional yang oke punya, melihat mereka membuat saya termotivasi untuk mulai menulis lagi, hobi lama yang sempat terlupa karena galau sering datang mendera, hadeuh.....
Alhamdulillah sekarang saya hidup jauh lebih dinamis dan tidak statis lagi, hehehe. Sekarang segudang kesibukan sebagai istri dan ibu dua putri, dengan bisnis kuliner yang sedang menapaki diri dan mulai berjalan yang insyaallah akan terus berkembang dan membesar, aamiin. Di sela kesibukan saya masih sempat untuk menulis dengan menjadi bloger, dan belum lama ini naskah perdana saya lolos untuk sebuah buku antologi. Hidup saya terasa lebih produktif saat kesibukan menumpuk padahal kalau dipikir-pikir dulu banyak waktu luang yang seharusnya saya bisa berkreasi dengan banyak menulis tapi toh malah banyak waktu percuma dengan sibuk bergalau ria, hadeuh mohon maaf banyak merusak kaidah berbahasa nih.
Jadi buat full mom di luar sana yang pernah mengalami hal yang sama ayo mari kita bangkit ciptakan generasi yang kuat dari rumah dan tentunya dari kita dulu harus kuat dalam semua hal, baik mental dan spritual, jangan larut dengan kegalauan, ayo belajar untuk terus mendekat pada Dia sang pencipta insyaallah galau bisa dihalau. 

1 komentar:

  1. saya galau luar biasa awal-awal...begitulah ibu di rumah....bergelut menghadapi rasa bosan..sekarang sangat happy ngejalaninya...

    BalasHapus