Selasa, 21 Oktober 2014

Mamat dan Budi

Seperti biasa menjelang tidur Uni dan Aka menodong saya untuk menceritakan sebuah kisah. Semua cerita yang saya punya sudah habis saya ceritakan semuanya, akhirnya dengan menghayal sedikit saya mulailah cerita karangan saya.
Alkisah di sebuah kampung tinggal satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anak laki - laki mereka si sulung bernama Mamat kelas dua SD dan si bungsu bernama Budi masih TK. Ayah mereka bekerja di kota dan pulang ke kampung seminggu sekali, sedangkan ibu mereka punya warung di rumah.
Mamat dan Budi sebenarnya saling menyayangi tapi namanya adik selalu suka membuat kakaknya jengkel, begitu juga sebaliknya. Budi selalu ingin memakai apa saja kepunyaan kakaknya, Mamat suka kesal karena sebenarnya Budi juga memiliki apa yang dipunyai Mamat, ayah atau ibu biasa membelikan apa saja dua barang yang sama dengan harapan mereka tidak saling berebutan dan berantem, tapi harapan tinggal harapan kejadian rebutan selalu terulang lagi dan lagi.
Suatu hari Ibu pergi ke pasar membeli barang dagangan yang mulai habis di warung mereka, Mamat dan Budi sudah biasa ditinggal berdua sambil menunggui warung, entah kenapa siang itu terlintas dibenak mereka untuk main di teras belakang yang ada sumur air nya, Mamat dan Budi berlarian main kejar - kejaran. Ketika giliran Mamat mengejar Budi, Budi ke atas sumur dan tergelincir masuk ke dalam sumur, Mamat teriak "Budiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!", Mamat berlari menghampiri sumur dan langsung melempar ember yang biasa digunakan untuk mengambil air, Mamat sambil menangis," bertahan ya Bud,kamu pegang terus embernya jangan dilepas, Abang coba tarik tali embernya", Sambil berusaha menarik tali, Mamat berdoa terus"ya Allah selamatkan Budi, ya Allah Mamat janji ga akan berantem lagi, ga akan marah - marahin Budi lagi, Budi boleh pakai semua barang yang Mamat punya, tolong ya Allah selamatkan Budi". Budi di dalam sumur mengangis terus, sambil berteriak, "tolong, tolong, tolong....................", mendengar Mamat terus berdoa, Budi pun ikut berdoa,"ya Allah Budi sayang abang, Budi janji ga akan rebutan barang lagi,selalu izin kalau mau pinjam punya abang ya Allah tolong...............................!"
Di depan warung rumah mereka ada seorang bapak yang hendak membeli sesuatu, sambil memanggil,"bu beli, beli", dalam hati bapak itu bergumam,"Ibunya Mamat kok ga keluar - keluar ya?"sayup - sayup bapak itu mendengar suara minta tolong, langsung saja bapak lari mencari sumber suara, alangkah kagetnya bapak itu ketika melihat di teras belakang Mamat sedang berusaha menarik tali ember dari dalam sumur, sambil terisak Mamat minta tolong,"pak tolong angkat adik saya pak, tolong pak,jangan sampai Budi tenggelam pak". Tanpa ragu - ragu bapak itu langsung berusaha menolong sambil memberikan instruksi, "Budi kamu pegang yang kuat talinya lalu masuk ke dalam ember ya, bapak akan coba tarik Budi ke atas". Bersukur Budi badannya kecil jadi bisa masuk ke dalam ember, tak lama berselang Budi sudah keluar dari sumur bersamaan dengan pulangnya ibu dari pasar.
Mendengar kegaduhan di teras belakangnya ibu langsung berlari menghampiri,"ada apa? apa yang terjadi?" melihat Budi basah kuyup ibu langsung membalut badan Budi dengan handuk tebal dan membalurinya dengan minyak telon, sambil terus menyimak cerita Mamat tentang apa yang telah terjadi selama ditinggal ibu ke pasar.
Sejak kejadian hari itu tidak pernah lagi terlihat pertengkaran antara Mamat dan Budi, mereka hidup rukun dan damai saling menyayangi dan menghormati satu sama lainnya.
"Nah ceritanya sudah selesai, mudah - mudahan Uni dan Aka habis ini ga berantem lagi ya?". Seperti biasa Uni pasti bertanya,"Sumur itu kayak gimana sih bunda?", dan saya jawab, "nah untuk menjawabnya bunda akan cari gambarnya dulu ya besok bunda kasih liat, sekarang Uni dan Aka berdoa terus bobo ya ".
Akhirnya ketemu juga gambar sumur yang dimaksud setelah internet agak ngadat, mudah - mudahan nanti pas Uni dan Aka lihat gambarnya,ga ada lagi pertanyaan sumur itu kayak gimana, karena mereka memang dibesarkan di perumahan yang sumurnya pakai jet pam, mungkin lain kali akan langsung diajak ke sumur yang aslinya, insyaallah. 
Sekian dulu cerita kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar