Selasa, 23 Desember 2014

Liburan di Rumah (part2)

Gaya banget nih tulisan pake bersambung segala, hihihihihi. Mau gimana, liburan sekolah masih panjang, dua minggu lho, tapi jangan takut tulisan ini ga akan sampai mengalahkan sinetron apa tuh dulu?, iya itu deh maksud saya, mohon maaf saya bukan pengikut setia sinetron-sinetron yang aduhai itu, saya bingung menggambarkannya, hahahaha.
Ternyata anak-anak bosan juga dengan permainan yang saya tawarkan, akhirnya saya persilahkan mereka untuk bermain ke tetangga, walaupun agak berat memang, karena saya takut mereka menonton televisi di sana. Tapi alhamdulillah mereka cuma sebentar di sana, dan kembali pulang dengan membawa segerombolan temannya, ah saya lebih suka begini, anak-anak main di rumah dalam pantauan saya, tentu saja harus berlapang hati dan merelakan rumah seperti kapal pecah.
Lihatlah rumah seperti penitipan anak, gaduh tapi menyenangkan juga, karena mereka bermain peran menjadi orang dewasa, ada yang menjadi ibu, ayah, anak dan peran orang dewasa lainnya. Saya mau mengabadikan saat itu, ternyata susah mengambil gambar ketika mereka bermain peran karena mereka ga suka, Uni malah protes dengan ketus, "ngapain sih bunda foto-foto in Uni lagi main". Jadi harap maklum jika gambarnya tak mewakili cerita saya.
Saat saya ketahuan lagi mengambil gambar, mereka langsung memutuskan untuk bermain di luar rumah, ya baguslah saya jadi bisa langsung buka lapi dan menulis tulisan ini, dengan sesekali memantau mereka ke luar. Di luar mereka duduk di bawah pohon kersen sambil mencoba memetik buah yang masih bisa mereka jangkau dengan tangan mereka sambil berjinjit. Setelah bosan metik dan makan buah kersen, mereka lanjut bermain sepeda dan main ke rumah teman mereka yang berada di blok belakang.
Tak berapa lama, Aka si bungsu saya pulang dengan menangis, "bunda cakit, kaki Aka bedalah, jatoh lali-lalian". Saya langsung memeluknya dan memeriksa kaki Aka yang terluka, sambil menenangkannya, "Aka hati-hati ya, boleh lari, tapi pelan-pelan ya nak", sebentar kemudian Aka sudah tersenyum lagi dan kembali keluar menyusul Uni untuk ikut bermain lagi. Begitulah resiko kalau anak-anak bermain di luar, tapi saya lebih suka begitu, mereka menghabiskan masa kecil dengan bermain selayaknya anak-anak tanpa diracuni oleh game atau tontonan yang ya gitu deh.



2 komentar: