Jumat, 23 Januari 2015

Grup Whatsapp Fenomenal

Seminggu ini satu tulisan pun ga ada yang rampung, mentok sampai draf saja karena terbentur kesibukan yang super duper padat, ceile gayanya, padahal sibuk ikutan kuis di  grup whatsapp temen-temen semasa kuliah.
Grup whatsapp satu ini lagi keranjingan ngadain kuis sampai bikin hape harus dicharge berulang-ulang malah sempet ngeheng, bayangin saja pesan yang masuk sampai banyak banget saat saya di luar dan tak bawa powerbank, padahal hape mati hanya beberapa jam, setelah magrib saya sampai di rumah dan buka hape, wow 1010 unread message, gila ga tuh. Saya juga heran entah kenapa grup satu ini suka rame banget, mungkin membernya orang-orang "gila" semua deh, hahahaha, grup ini entah berapa kali ganti nama menyesuaikan dengan trending topic di grup, ga pernah mati gaya, kalaupun ada, paling sesaat ga sampai berhari-hari. Banyak bahasan yang jadi obrolan di grup ini mulai tanya jawab masalah parenting, kesehatan, politik sampai hal-hal yang ga penting bisa jadi penting kalau dibahas di sini.
Menginjak satu tahun terbentuknya grup ini, banyak hal positif yang terjadi pada kehidupan saya khususnya, seperti lahirnya rendang nendang yang fenomenal, semangat ngeblog tumbuh lagi dan hari-hari yang saya jalani selalu ceria walaupun masalah pasti ada tapi tak pernah mengendap berlama-lama malah menguap entah kemana jika saya sudah buka grup whatsapp ini, hihihihi.
Kembali ke cerita kuis yang lagi rame dan seru-serunya, semua member tanpa paksaan dan suka rela bergantian membuat kuis yang hadiahnya bisa dibilang sederhana dan tentunya masing-masing bisa membeli sendiri tapi ini bukan masalah hadiahnya tapi semangat berbagi kecerian dan kebahagian dengan cara sederhana yang sangat berkesan, ini menurut saya loh, ga tau member yang lain :)  
Kuis ini ternyata bikin rusuh, gimana ngga rusuh pertanyaan kuisnya ajaib dimana kami ga bisa nanya ke mbah google, karena pertanyaannya ya begitu deh, mau tau contoh pertanyaannya? 
1. Sebutkan dua warna kesukan Wulan,
pertanyaan kuis ini menjadi awal dan paling terusuh menurut saya, dan hadiahnya sendal Bali.
2. Sebutkan nama murid-murid bimbel Neni yang ada difoto,
tuh aneh kan, kita disuruh sebutkan 9 orang yang ada di foto,hadiahnya kerudung cantik.
3. Sebutkan kepanjangan dari nama suami Merry
Hahahaha ini pertanyaan dari saya buat teman-teman di grup hadianya pulsa 10 ribu.
Begitulah sekilas cerita grup ini, mudah-mudahan kebersamaan dalam grup ini tetap langgeng sepanjang masa dan banyak lagi melahirkan hal-hal positif lainnya.


Jumat, 16 Januari 2015

Cerita Anak Kelas Satu SD

Sheera adalah anak sulung saya yang biasa dipanggil Uni di rumah. Uni bersekolah di SDIT yang berada tak jauh dari perumahan tempat kami tinggal, dan itu menjadi salah satu alasan kami memilih sekolah untuk Uni karena jarak yang tak jauh dari rumah selain itu mutu juga jadi pertimbangan tentunya walupun sebenarnya kami belum melihat secara nyata karena baru 6 bulan Uni bersekolah di sana, ya iya la baru juga kelas 1. Uni sekolah dari Senin sampai Jum'at, setiap harinya berangkat sekolah jam 06.45. Jam sekolah untuk kelas 1, masuk jam 07.00 pulang jam 14.00 sedangkan Jum'at pulang jam 11.00. Kegitan pagi hari di sekolah mengaji dan sholat dhuha bersama, baru jam 08.00 kegiatan belajar mengajar dimulai begitu setiap harinya kecuali Senin upacara bendera dan Jum'at senam bersama. Karena sekolahnya Senin sampai Kamis pulang jam 14.00, tentunya saya harus menyiapkan bekal makan siang dan snacknya untuk jam istirahat. Awal masuk sekolah saya tak biasa memberikan uang jajan buat Uni karena takut dia jajan sembarangan, sesekali saja saya memberi dia jajan, namun akhirnya saya hentikan karena seringkali uangnya hilang, sampai suatu hari saya menerima SMS dari wali kelasnya meminta saya datang ke sekolah untuk membicarakan perkembangan Uni. Besoknya saya langsung datang menemui wali kelasnya, alangkah kagetnya saya apa yang telah dilakukan Uni, ternyata selama ini dia suka minta dijajanin sama temannya, oh no...........!!!!!!!!!!!!. Malunya saya bukan kepalang, singkat cerita saya datang lagi keesokkan harinya ke sekolah dengan maksud mengganti uang temannya yang pernah dia mintain, sayang sekali wali kelasnya tak masuk hari itu, saya inisiatif masuk kelas pagi itu sebelum guru yang menggantikannya masuk, saya tanya semua teman-teman Uni siapa saja yang sudah dimintain jajan kemudian saya ganti uang mereka.
***
Saya memang biasakan selalu memantau perkembangan Uni melalui wali kelasnya minimal dalam dua minggu saya akan menemui wali kelasnya untuk sekedar menanyakan bagaimana perkembangan Uni di sekolah, Alhamdulillah sejauh ini Uni baik-baik saja dalam menangkap pelajaran dia bagus dan cendrung pintar tapi Uni orangnya tak bisa diam dalam waktu yang lama, dia akan keluar jika dia mulai bosan atau berjalan-jalan menghampiri temannya, hal itu memang tak bisa saya pungkiri karena Uni memang anak yang istimewa kenapa saya bilang istimewa? karena hasil konsultasi dengan Phsykolog di TK Uni tergolong anak di grey area, maksudnya normal seperti anak-anak kebanyakan tidak, Anak berkebutuhan khusus juga tidak. Hasil Physikotesnya, IQ Uni malah diatas rata-rata anak seumurannya, tapi kelemahannya dia tak bisa melakukan hal monoton dalam waktu lama, saya kurang pandai menjelaskannya secara ilmiah di sini, kata Physikolognya tak perlu khawatir hal ini lama kelamaan juga hilang sendiri jika dia melakukan terapi berenang.
Akhirnya Uni saya masukkan les berenang untuk terapi, Alhamdulillah perkembangannya cukup bagus, setelah 6 bulan les berenag, sekarang dia sudah bisa berenang di kedalaman 2 meter, selain itu Uni mulai bisa diam dalam waktu agak lama di banding biasanya, namun sampai sekarang dia belum bisa mengikuti upacara bendera karena kelemahannya itu tadi.


Semester ke dua dimulai, minggu pertama berjalan lancar tak ada kendala berarti baik dari cerita Uni setiap pulang sekolahnya, demikian juga laporan dari wali kelasnya. Sampai Juma'at minggu ke dua, pulang sekolah Uni tak ceria seperti biasanya, dan baru saya ngeh kenapa dia begitu dari cerita dia berikut ini:
"Bunda, Uni kemaren di sekolah dituduh Ayesa ngambil uang Ayesa, terus bu guru bilang gini, Sheera jangan gitu lagi ya, padahal Uni kan ga ngambil."
Saya tentu saja kaget dan sedikit emosi mendengarnya, langsung saja saya hampiri Uni untuk meminta dia bercerita dari awal kejadian yang dia alami di sekolah. "Kenapa Uni ga cerita dari kemaren?, terus Uni bilang apa ke Ayesa sama Bu guru?",saya bertanya sambil merangkul pundak Uni.
Uni langsung bercerita dari awal kejadiannya, 
"Pagi itu bunda kasih Uni jajan 5000 kan, terus di sekolah Uni jajan 1000 di kantin, kembaliannya 4000 terus pas Uni masuk kelas Ayesa lihat dan bilang "Sheera kamu ngambil uang aku ya 4000?", Uni jawab nggak ini kembalian aku, Bu guru panggil Uni kayak yang Uni ceritain tadi terus Uni jelasin lagi itu uang kembalian Uni dari kantin, terus pas Uni baris mama Ayesa nyamperin Uni bilang gini, "Sheera jangan nakal sama Ayesa ya", udah ah bunda Uni ganti baju dulu", dia langsung ke lemari mengambil baju ganti.
Setengah emosi saya langsung telepon wali kelasnya setelah mendengar cerita dari Uni.
"Assalamualikum bu, saya mau cross check cerita anak saya bu, anak saya...................." saya langsung berondong dengan pertanyaan tanpa menunggu wali kelasnya menjawab salam saya.
"Bu saya ga mau anak saya dikambing hitamkan dengan hilangnya uang murid di kelas, kalau anak saya salah saya akan bertanggung jawab seperti waktu itu, ibu kan lihat sendiri banyak perkembangan anak saya jangan sampai saat tindakan saya mengganti uang teman-temanya waktu itu menjadi pembenaran bahwa memang anak saya mengambil uang temannya yang lain, dulu dia belum mengerti apa itu uang setelah kejadian itu dia sudah tahu dan tindakan meminta ke temannya itu tidak baik, perlu Ibu ketahui sebelum kejadian anak saya meminta jajan ke temannya, saya sempat membekali dia uang jajan tapi sering kali hilang, hal itu pernah saya laporkan ke Ibu kan dan Ibu membenarkan beberapa wali murid mengadukan hal yang sama, padahal dia pernah bilang diambil si Anu, tapi saya ga menggubris ucapan anak saya, malah saya bilang mungkin dia lupa atau jatuh uangnya, karena saya pikir mungkin dia lagi kesal sama si Anu terus bilang si Anu ngambil uangnya, saya ga main tuduh saja kan bu, sampai sekarang saya tanya Ibu belum tahu juga siapa pelakunya, jangan sampai anak saya yang jadi tertuduh untuk hal yang tidak dilakukannya, Kalau perlu saya difasilitasi untuk bertemu mama Ayesa untuk tahu duduk permasalahannya."
Wali kelas Uni mendngarkan penjelasan saya di atas dengan meng iya-iya kan saja.
Senin pagi saya temui Wali Kelasnya Uni, untuk minta maaf kalau waktu itu saya agak emosi menelepon, dan beliau memahami dan menjelaskan hasil invetigasinya ternyata sama dengan cerita Uni, dan dia menyarankan untuk melupakan kejadian tersebut, karena anak-anak juga sudah lupa. Walaupun sebenarnya saya belum puas dengan tindakan melupakan kejadian ini, tapi ya sudahlah mudah-mudahan ke depan jangan terjadi hal yang sama baik itu ke anak saya maupun anak-anak lainnya. Harapan saya sekolah mestinya lebih bijak menindaki kejadian atau laporan yang diterima dari murid maupun wali murid.
Jadikan sekolah hanya sebagai pelengkap untuk anak-anak kita, didikan, bimbingan dan pendampingan yang utama tetap dari keluarga tentunya.
***

Kamis, 15 Januari 2015

Koci Maafkan Uni

"Ma kecek'an ka si Merry tu rang nda suko nyo nanyo-nanyo mode tu do, kok ka mananyo elok-elok se"
( kasih tau ke Merry kalau saya ga suka dia nanya-nanya tentang itu, kalau mau nanya jangan gitu caranya )
Begitulah jawaban adik saya dengan suara yang terdengar emosi dengan memanggil nama saya biasanya dia panggil saya dengan sebutan Uni yang artinya kakak perempuan, saat ditelepon oleh Ama panggilan saya buat ibu saya. Bukan tanpa alasan adik saya emosi menjawab pertanyaan Ama yang sebenarnya titipan pertanyaan saya buat adik saya yang nomer tiga itu, saya memang agak ga sabaran dengan adik saya itu sebut saja nama nya Koci panggilan kesayangan saya buat dia, bagaimana tidak Koci adalah adik saya yang paling good looking dibanding dua adik laki-laki saya yang lain, sejak ABG dulu dia selalu jadi primadono apa primadani bagusnya yah?, hahaha (istilah yang aneh) diantara teman-temannya tak sedikit gadis-gadis sebaya yang naksir sama dia dan berusaha menelepon (waktu itu belum ada HP) ke rumah saya sekedar ingin berbincang dengan dia, tapi tak satu pun yang digubris oleh Koci, huh bener-bener cool adik saya yang satu ini. Dan sekarang di usia Koci yang ke 30 tahun dia belum juga memperkenalkan calon yang akan dijadikan pendamping hidupnya, padahal kalau dilihat secara fisik wah ga kalah keren dengan Al ghazali putra pesohor negeri ini, jangan terlalu percaya ya namanya juga penilaian seorang kakak, dari segi materi alhamdulillah sudah mapan dengan posisi yang menjanjikan di kantornya kalau segi agama ya adik saya memang tergolong biasa-biasa saja, makanya Ama pengen sekali kelak yang menjadi jodohnya muslimah yang taat yang bisa membawa dia menjadi muslim yang taat juga, aamiin
Menurut Ama pernah suatu hari Koci memperkenalkan seorang gadis sebagai temannya, dari penampilan masih menurut Ama gadis ini cantik sekali, namun pas ditanya Koci bilang belum masih temenan dulu, sedangkan Ama inginnya Koci jangan lama-lama, 
"nda elok lamo-lamo bana bakawan tu do, kok bisa dipacapek apo salahnyo",yang artinya "ga baik berlama-lama berteman dengan gadis itu, kalau bisa dipercepat lebih baik" kata Ama berharap Koci segera meminang gadis tersebut untuk menjadi istri. Ternyata ga berapa lama setelah itu pertemanan mereka bubar.
Suatu sore masih cerita Ama nih Koci membawa gadis lain yang dia kenalkan sebagai teman ke rumah, pas ditanya ternyata jawaban Koci masih sama temenan dulu. Kami sekeluarga sudah tak sabar ingin melihat Koci segera menikah biar ada yang ngurus, ada yang masakin dan tentu hidup dia lebih teratur, itu saja kok, tapi itu masalahnya jodoh rahasia Illahi Robbi tak tahu kapan datangnya.
***
Sembilan tahun yang lalu saat galau melanda karena jodoh belum juga ada tanda-tanda, saya sempat kesal saat ditanya kapan nih nikahnya? atau udah ada calon belum? atau pertanyaan-pertanyaan sejenis yang bikin galau semakin membara tiada tara. Berbeda dengan Koci, saya selalu menjawab dengan optimis, "insya allah dalam waktu dekatlah" padahal saat itu belum ada tanda-tanda saya akan bertemu jodoh, terus kalau ada yang tanya, "udah ada belum jodohnya?", saya akan menjawab dengan tak kalah optimisnya "ya insya allah ada dong", padahal dalam hati meringis menahan tangis. Cukup lama saya bergulat dengan galau yang ilang timbul saat itu, tapi hebatnya saya selalu berfikir optimis bahwa jodoh saya tak akan lama lagi. Benar adanya apa yang kau pikirkan itulah yang akan terjadi, setahun kemudian tepat di umur saya yang ke 27 tahun saya benar-benar menemukan jodoh saya yang sekarang menjadi suami dan ayah dari dua putri saya yang soleha, sehat dan cantik jelita tentunya, aamiin.
***
Kembali ke cerita Koci adik saya, akhirnya telepon ditutup Ama dengan diakhiri permintaan maaf saya yang saya titipkan melalui lisan Ama. Saya berjanji tak akan mengulangi pertanyaan konyol itu lagi pada adik saya yang tampan satu ini, walaupun sebenarnya pertanyaan itu terlontar karena wujud kasih sayang saya pada dia. Ya sudah lah setiap orang pasti berbeda dalam cara menyikapi sesuatu, saya mungkin bisa bersikap optimis dalam menjawab sebuah pertanyaan yang sebenarnya saya tidak suka, lain lagi dengan Koci adik saya dia lebih emosi menanggapinya, 
Mudah-mudahan Koci menemukan jodoh yang tepat buat dia yang benar-benar bisa membuat dia semakin mendekat pada Illahi Robbi, tidak hanya sayang sama dia tapi juga sayang sama kami keluarganya, aamiin.
Lebaran 2006

Rabu, 14 Januari 2015

Sekilas Cerita dan Rendang Nendang

Awal tahun niatnya bisa posting empat tulisan dalam seminggu ternyata udah tanggal segini bener-bener baru empat postingan, hhhuuuuffffff, narik nafas dalam-dalam. Sebenernya ide sih banyak ya, tapi ya begitu sebatas ide aja yang nyangkut di kepala, buat nulis ada saja kendalanya, mulai urusan domestik rumah tangga sampai urusan yang ga ada sangkut pautnya dengan siapa-siapa alias urusan-urusan yang tak penting begitu. Baiklah mau tahu cerita-cerita saya berapa hari ini, oke stay tune terus ya, ceile sok nya coba baca lagi bener ga tuh bahasa inggrisnya.
Mmmmm, tuh bingung lagi mau nulis apa dan cerita apa ya, oke deh mulai dari cerita ga penting dulu aja kali yah. Gini lho saya kalau udah buka sosial media aduh deh waktu jadi ga berasa ada-ada aja postingan teman yang menggoda untuk dibaca tapi habis baca kadang dapat manfaat tapi sering juga mumet sendiri, padahal niat awal buka notifikasi aja eh keterusan baca artikel atau postingan. Tahu-tahu sudah berapa jam waktu tersita dan ga jarang pekerjaan pokok terbengkalai. Belum lagi nungguin kuis yang diadain temen di grup whatsapp menyita waktu banget karena kuisnya tebak gambar, wuih rempong deh karena smartphone saya lola banget alias loading lama buat mengunduh gambar, lain waktu saya akan ceritakan keseruan grup whatsapp saya yang satu ini.
Kita tinggalkan soal ga penting di atas sekarang saya akan cerita kesibukan saya sebagai pebisnis, ehm ehm, sombong sekali padahal itungannya juga masih pemula, hehehehe, Alhamdulillah setahun ke belakang saya punya kesibukan sebaga mompreuner biar gaya dikit yah pake Inggris, tepatnya di bidang kuliner sebut saja rendang nendang ya, awalnya coba-coba lama-lama diseriusin sampai sekarang. Ide bikin rendang muncul gara-gara celetukan seorang teman semasa kuliah di grup whatsapp yang ditindaklanjuti setelah reunian. Awalnya saya dan teman sepakat buat bikin sampel dulu terus kita bagikan secara acak ke teman-teman yang di grup whatsapp berlanjut ke sosial media dengan cara menyelenggarakan kuis jadi pemenangnya berhak mendapat sampel rendang dari kita, setelah rendang mereka coba, mereka wajib memberi testimoni. Pas baca testimoni degdegan karena ga jarang mendapat kritikan pedas sesuai rasa rendangnya lah, tapi intinya semua itu untuk perbaikan ke depannya. Wuih seru deh dari awal terjadinya usaha rendang ini. Setelah berapa lama menunggu izin dari Dinas Kesehatan keluar juga nih Senin kemaren tepatnya, Alhamdulillah, ini tak pamerin fotonya,


Setelah keluarnya izin dari Dinas Kesehatan tentu nomer izin PIRT nya juga keluar jadi bisa memudahkan langkah rendang nendang masuk ke perusahaan retail sehingga bisa beredar dan mejeng di super market besar dalam waktu dekat, aamiin.
Harapan saya, ih siapa yang nanya? semoga usaha rendang ini terus berjalan dan berkembang menjadi besar di tengah kompetitor-kompetitor yang sangat banyak dan luas rendang nendang bisa berjaya dan merdeka, apaan sih. Saya percaya dan yakin "Rezeki tak akan pernah tertukar", yang penting terus giat berusaha dan berdoa tak lupa terus belajar untuk menjadi lebih baik dan baik lagi tentunya, ini mah self reminder judulnya. Sekian dulu cerita saya kali ini, insyaallah jika ada umur dan waktu kita jumpa lagi dengan cerita lainnya.





Minggu, 11 Januari 2015

Kasih Ibu

Tulisan ini pernah saya ikutkan untuk lomba "Andai Ku Tahu Ibu" yang diadakan oleh BNI Syariah dan Wolipop, Alhamdulillah belum menang, mudah-mudahan lain kali bisa ikut lomba lagi.

Kasih Ibu bagai sang surya menyinari dunia, hanya memberi tak harap kembali,seperti itu lah gambaran Ibu saya. Bapak saya meninggal tahun 1999 saat saya kuliah tingkat satu di salah satu universitas negeri di Bandung dan 3 adik saya masih bersekolah SD, SMP dan SMA, tentu saja tidak sedikit biaya yang dibutuhkan untuk membesarkan kami. Ibu mengambil alih tugas bapak sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah. Alhamdulillah bapak mewariskan toko yang diteruskan oleh Ibu sepeninggal bapak. Ibu seorang PNS di kota kecil tempat saya dibesarkan, tentu saja profesi Ibu bertambah, sepulang kantor Ibu akan langsung ke toko, begitu setiap harinya, tak kenal lelah, tak ada hari libur, demi mencukupi kebutuhan anak-anaknya, sampai kaki jadi kepala, kepala jadi kaki begitulah ibaratnya. Adik-adik saya menyusul ke Bandung untuk meneruskan kuliah, Alhamdulillah mereka juga diterima di universitas negeri, hal itu juga yang membuat Ibu bersemangat dan tak lelah untuk terus bekerja dan berusaha. Kadang penghasilan Ibu tak bisa mencukupi kebutuhan kami kuliah, hingga Ibu harus pinjam sana pinjam sini. Setamat kami kuliah Ibu masih terus bekerja sepanjang hari untuk melunasi hutang, dan keinginan Ibu untuk berangkat haji pun harus ditunda karena hutang Ibu yang tak sedikit. Saat kami anak-anaknya sudah mandiri Ibu bersikukuh tidak mau membebani, Ibu rela mengumpulkan uang pensiunannya untuk nanti berangkat haji, niat kami ingin membantu tak digubris Ibu. "melihat kalian mandiri dan jadi orang sudah cukup bagi Ibu", itulah jawaban Ibu setiap kami ingin membantu. Begitu mulia seorang Ibu, tak kan terbalas jasanya walau semua yang kami punya berikan untuk Ibu. Doa kami untuk Ibu, semoga Allah limpahkan kesehatan untuk Ibu agar kelak keinginan Ibu untuk berangkat haji terealisai, aamiin.

Rabu, 07 Januari 2015

Hidup Lebih Produktif Saat Kesibukan Menumpuk

Saat saya memutuskan resign demi keluarga, ternyata tak seperti bayangan, saya dilanda kejenuhan dan krisis PD yang luar biasa. Biasa punya uang sendiri tiba-tiba uang dijatah sama suami belum lagi pekerjaan rumah ga ada habisnya, kadang ulah anak sangat menjengkelkan, ketemu teman yang statusnya working mom minder langsung mendera tiada tara dan berdarah-darah sampai jatuh ke tanah (lebay banget) tapi begitulah kira-kira apa yang saya rasa. Tak sampai disitu jenuh luar biasa melanda sampai saya ga bisa berbuat apa-apa, saat itu iman belum kuat di dada jadi sabar dan sukur jauh dari jiwa. Apalagi ada selentingan dari orang yang baru dikenal, "sayang ih capek-capek kuliah cuma di rumah aja", aduh sakitnya tuh disini, sambil nangis bombai tepokin dada.
Seiring berjalannya waktu keimanan pun perlahan semakin membaik, sabar dan sukur mulai diakrabi sehingga berbanding lurus dengan kehidupan ekonomi yang ikut membaik. Saya dan keluarga sudah tinggal di rumah yang jauh lebih bagus, lingkungan yang nyaman dan pekerjaan rumah sudah tak berat seperti biasanya, karena ada asisten rumah tangga yang mengerjakannya, namun kehidupan saya masih biasa-biasa saja hanya fokus pada perkembangan anak-anak, kadang sesekali jenuh masih melanda sampai suatu hari saya tersadar  kalau hidup saya harus berubah. Seperti firman Allah SWT di dalam Al qur'an,

“….Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum itu sehingga mereka sendiri mengubah nasib mereka….” (Ar-Ra’du:11)

Momentum pengusir galau, saya mulai dengan menekuni bisnis, gara-gara saat itu saya suka baca buku Ippho Santosa dan Jaya Setiabudi. Bisnis pertama saya adalah buka mini market di rumah, ceile bilang aja warung gitu, hehehe biar keren dikit. Alhamdulillah bisnis perdana saya itu berhasil gulung tikar, hahahaha ketawa menghibur diri, tapi saya tetap semangat dan patah arang mencoba berbagai bisnis, namun semua bernasib sama, ya sudah la.
Cukup lama saya menyepi dari dunia perbisnisan, cuih sok ye banget, sampai akhirnya reunian dengan teman-teman semasa kuliah dulu, ternyata mereka bawa perubahan besar buat hidup saya yang diskenariokan oleh sang pencipta alam semesta, mereka orang-orang hebat semua dengan berbagai latar belakang profesi. Kongsi bisnis pun terbuka lebar dan berbagai bisnis pun tercipta. Selain itu diantara mereka ada bloger-bloger handal yang sering memenangkan lomba penulisan dan penulis di berbagai media nasional yang oke punya, melihat mereka membuat saya termotivasi untuk mulai menulis lagi, hobi lama yang sempat terlupa karena galau sering datang mendera, hadeuh.....
Alhamdulillah sekarang saya hidup jauh lebih dinamis dan tidak statis lagi, hehehe. Sekarang segudang kesibukan sebagai istri dan ibu dua putri, dengan bisnis kuliner yang sedang menapaki diri dan mulai berjalan yang insyaallah akan terus berkembang dan membesar, aamiin. Di sela kesibukan saya masih sempat untuk menulis dengan menjadi bloger, dan belum lama ini naskah perdana saya lolos untuk sebuah buku antologi. Hidup saya terasa lebih produktif saat kesibukan menumpuk padahal kalau dipikir-pikir dulu banyak waktu luang yang seharusnya saya bisa berkreasi dengan banyak menulis tapi toh malah banyak waktu percuma dengan sibuk bergalau ria, hadeuh mohon maaf banyak merusak kaidah berbahasa nih.
Jadi buat full mom di luar sana yang pernah mengalami hal yang sama ayo mari kita bangkit ciptakan generasi yang kuat dari rumah dan tentunya dari kita dulu harus kuat dalam semua hal, baik mental dan spritual, jangan larut dengan kegalauan, ayo belajar untuk terus mendekat pada Dia sang pencipta insyaallah galau bisa dihalau. 

Selasa, 06 Januari 2015

Liburan Murah Meriah di Bandung

Bandung sudah kesohor sebagai tempat belanja. Di sepanjang jalan kota Bandung menjamur outlet yang menjajakan berbagai barang terutama yang berbau fashion dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, belum lagi sorga kuliner berserakan dimana-mana. Tak heran setiap liburan sekolah dan akhir pekan ramai disesaki pendatang dari luar kota, yang ingin menikmati liburan mereka di Bandung, tentu saja macet tak bisa dihindari. Macet tak hanya dalam kota saja tapi merembet sampai ke pinggir-pinggir kota yang memang banyak menawarkan berbagai wahana rekreasi keluarga, tak heran warga Bandung sendiri suka malas ikut-ikutan menghabiskan liburan di luar rumah.
Penghujung liburan sekolah kemaren, saya dan keluarga berkesempatan untuk menikmati kota Bandung, sebenernya memang saya tinggal di Bandung, hehehe, nah lho?. Kebetulan Ibu saya yang dari luar kota sedang berkunjung ke Bandung, jadi kami sekalian mengajak beliau menikmati kota Bandung tercinta.
Kali ini saya akan bercerita tentang liburan yang murah meriah di kota Bandung, mau tau? yuk mare...... :)
Sejak Bapak Ridwan Kamil menjabat sebagai walikota Bandung banyak hal positif yang beliau benahi, diantaranya halaman mesjid alun-alun dan taman-taman kota. Beliau rombak taman-taman tersebut dan diberi nama-nama keren yang menarik warga untuk datang, sebut saja diantaranya, taman lansia, taman perpustakaan bunga, taman lalu lintas, taman film, taman jomblo.
Tak pelak membuat saya dan keluarga sebagai warga Bandung penasaran untuk berkunjung ke taman-taman tersebut. Kunjungan pertama adalah mesjid alun-alun kota Bandung yang sekarang sudah disulap halamannya dengan sangat asri walaupun cuma dengan rumput sintetis tapi suasana jadi adem, dilengkapi dengan beberapa permainan anak-anak, seperti ayunan dan prosotan, wah dijamin anak-anak akan betah berlarian kian kemari, dengan catatan jangan pas matahari sedang panas-panasnya, biar enak datangnya pagi sekalian sekitar jam tujuh an atau sekalian sore sekitar jam empat atau lima an. Sedangkan datang pas matahari lagi terik siap-siap saja rumputnya panas. Bekal makanan dan minuman jangan lupa karena yang dangang ga diijinini mangkal di dalam kawasan mesjid, terus bawa kantong plastik buat nyimpan sendal atau sepatu, enaknya lagi pas waktu sholat kita bisa segera sholat di mesjid yang super adem ini. Setelah asik menikmati halaman mesjid, kita bisa naik ke menara mesjid dan oya jangan khawatir gempor ke atasnya karena fasilitas lift tersedia di sini. Dari atas menara mata kita akan disuguhi pemandangan hiruk pikuk keramain di sekitar alun-alun.
Setelah puas di kawasan mesjid buat ibu-ibu yang doyan belanja atau cuma sekedar window shopping bisa ngacir bentar ke pusat perbelanjaan yang ada di sekitar alun-alun, wah dijamin betah deh karena banyak sekali pusat perbelanjaan yang ada di sekitar alun-alun tersebut
pemandangan dari atas menara mesjid
halaman mesjid alun-alun



Beranjak dari Alun-alun kita main ke Taman Lansia. Jika perginya bersama keluarga sebaiknya minggu pagi karena banyak yang berjualan di sekitar taman jadi saat anak-anak bersama ayahnya menikmati naik kuda dan andong, ibu-ibu bisa belanja dengan tenang, hehehe, tapi hati-hati jangan sampai kalap ya, karena barang-barangnya berkualitas, yang biasa nangkring di mall, outlet bahkan butik sekali pun ada di sini dengan harga sangat terjangkau alias dibawah harga saat barang tersebut nangkring di mall, outlet atau butik. Kebayangkan mulai dari kelas menengah bawah sampai kelas atas tersedia. Sayangnya ga ada lahan buat parkir, jadi untuk parkir mobil saja kami harus berputar dulu hingga menemukan bahu jalan yang kosong.
Tak jauh dari Taman Lansia tepatnya di sebelahnya ada taman lagi yaitu Taman Pustaka Bunga, nah ini cocok bagi pecinta tanaman dan bunga, di sini kita disuguhi berbagai macam tanaman yang dikreasikan dengan sangat kreatif, sayangnya saya tak bisa menikmati taman ini secara keseluruhan karena anak saya yang besar pengen BAB alhasil kami segera cao dari taman pustaka bunga tersebut.
berkuda sepanjang taman lansia

Perjalanan hari itu kami tutup dengan bermain di Taman Lalu Lintas. Di sini banyak menawarkan wahana permainan yang relatif murah, dari kolam renang sampai flying fox, dijamin anak-anak akan betah.
taman lalu lintas

taman lalu lintas

taman lalu lintas

Insyaallah kalau dapat ide dan mood lain waktu saya akan cerita lebih detail lagi ya,karena kesibukan yang padat ceritanya saya persingkat saja.

Kamis, 01 Januari 2015

Penggalan Tulisan lama

Ceile judulnya keren banget, padahal pas lagi ga punya ide, buka-buka lepi nemu file lama yang belum rampung. Sayang juga kalau dibuang, mending diposting ke sini aja ya biar rame blog nya, biar keliatan produktif nulisnya, hahaha bilang aja ga ada pilihan. Dari keterangan umur anak-anak berarti tulisan ini saya tulis lebih dari setahun yang lalu. Mau tau tulisannya berikut saya copas ke sini. Harap dimaklumi aja kalau pas baca, ah gini aja, hihihihi.


Tak terasa sudah lama aku meninggalkan hobi menulisku disebabkan rutinitas yang cukup padat, padahal aku cuma seorang ibu rumah tangga yang full day di rumah, mungkin bagi sebagian orang pekerjaan ibu rumah tangga tidaklah sesibuk ibu yang bekerja diluar rumah, aku sudah merasakan bagaimana ibu yang bekerja di luar rumah, sejak memutuskan menjadi ibu rumah tangga yang full day di rumah ternyata waktu yang 24 jam itu terasa belum cukup, waktu begitu cepat berlari.  Disini aku tak akan bercerita tentang bagaimana sibuknya aku dalam mengurus rumah tangga walau sudah ada asisten rumah tangga yang membantuku setiap hari, aku akan berbagi tentang tingkah polah dua puteriku yang sedang lucu-lucunya, Aira (5y2m) dan Aka (1y9m). Aira biasa dipanggil Uni di rumah yang artinya kakak perempuan, adiknya bernama Afiqah tapi karena lidahnya belum bisa jadi dia menyebut namanya Aka, jadilah Aka nama panggilannya.